SIARAN pertama Orkes Telerama di TV sesudah ditinggal Iskandar
--1 Oktober -- agak lain. Dekorasi berubah. Tidak ada lagi
pembawa acara yang ngubek memberi ornamen pada lagu yang akan
dibawakan. Tempo penampilan tinggi. Materi lagu dan penyanyi
tampak kaya, titik berat tidak lagi pada keinginan membuat
pertunjukan musik pop jadi serius dan megah. Isbandi, yang
melanjutkan usaha kakaknya, berdiri memimpin orkes itu dalam
sebuah penampilan yang dinamis, memikat, serta sederhana.
"Itu kebetulan saja. Lantaran mengejar waktu," tukas Isbandi
dari lantai VI RRI Pusat. "Waktu yang disediakan cuma 50 menit.
Setelah rekaman jadi, ternyata makan waktu 52 menit lebih, belum
termasuk lagu pembukaan dan penutup. Jadi nggak ada waktu bagi
Anita, sementara tak ada lagu yang bisa dipotong."
Top-Hit
Untuk sementara Isbandi mengaku hanya akan melanjutkan apa-apa
yang sudah berjalan di bawah pimpinan Almarhum. Direktorat
pernah menyarankan ia menyiapkan beberapa program sekaligus.
Ternyata pelaksanaannya sulit. "Habis bukan orang kita semua
yang main," kata Isbandi. Ia menerangkan berbagai kesulitan yang
juga sudah dialami oleh mendiang Iskandar -- terutama bentrokan
waktu, karena baik penyanyi atau pengaransir lagu sering sudah
punya jadwal di luar. Sampai sekarang spirit yang menegakkan
Telerama masih berbau toleransi saja, belum semangat uang.
Yang menarik dari Telerama Isbandi: terasa dengan sengaja ada
penekanan kepada lagu dan penyanyinya. Tidak terlalu sibuk lagi
untuk menyuguhkan kebolehan memainkan instrumen. Pemilihan lagu
menunjukkan perhatian terhadap selera yang sedang hidup di
kalangan pemuda. Dengan tampilnya Chrisye misalnya, jelas
Telerama memikirkan kepentingan selera muda itu. Isbandi mengaku
sendiri: "Kita memang terutama mengadakan Telerama untuk membuat
wadah bagi anak-anak muda, untuk menggairahkan anak-anak muda
belajar musik. Jangan hanya gitar tok, tapi juga alat tiup,
misalnya."
Pada masa-Iskandar, yang paling getol membantu memang Isbandi.
"Boleh dikata yang paling capek juga saya," kata Isbandi. Jadi
sekarang di samping capek, Isbandi juga memberi arah. Hal itu
tampak jelas. Dalam pemilihan lagu misalnya. Kalau pada jaman
Iskandar kita melihat Telerama berusaha menghidupkan banyak
perbendaharaan daerah serta lagu lama, Isbandi kelihatannya
punya orientasi lain. "Buat saya yang penting rakyat senang,
anak-anak muda senang." Untuk memenuhi maksudnya itu ia tidak
berpikir dengan semangat seorang idealis. Realistis saja melirik
ke daftar top-hit di koran-koran.
Sekarang kita boleh tunggu Telerama macam apa pula dalam
penampilan mendatang. Ada kecemasan sedikit, mengingat
latihan-latihan mereka lakukan bersamaan dengan waktu rekaman.
Di samping lama, tidak akan bisa selalu diharapkan munculnya
sukses dari kebetulan-kebetulan. "Habis mereka bukan orang yang
kita gaji," kata Isbandi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini