Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Kebetulan yang menentukan

Sesudah ditinggal iskandar, orkes telerama di tv dipimpim isbandi. penekanan pada lagu dan penyanyi. pemilihan lagu diarahkan pada selera muda untuk menggairahkan anak muda belajar musik. (ms)

21 Oktober 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SIARAN pertama Orkes Telerama di TV sesudah ditinggal Iskandar --1 Oktober -- agak lain. Dekorasi berubah. Tidak ada lagi pembawa acara yang ngubek memberi ornamen pada lagu yang akan dibawakan. Tempo penampilan tinggi. Materi lagu dan penyanyi tampak kaya, titik berat tidak lagi pada keinginan membuat pertunjukan musik pop jadi serius dan megah. Isbandi, yang melanjutkan usaha kakaknya, berdiri memimpin orkes itu dalam sebuah penampilan yang dinamis, memikat, serta sederhana. "Itu kebetulan saja. Lantaran mengejar waktu," tukas Isbandi dari lantai VI RRI Pusat. "Waktu yang disediakan cuma 50 menit. Setelah rekaman jadi, ternyata makan waktu 52 menit lebih, belum termasuk lagu pembukaan dan penutup. Jadi nggak ada waktu bagi Anita, sementara tak ada lagu yang bisa dipotong." Top-Hit Untuk sementara Isbandi mengaku hanya akan melanjutkan apa-apa yang sudah berjalan di bawah pimpinan Almarhum. Direktorat pernah menyarankan ia menyiapkan beberapa program sekaligus. Ternyata pelaksanaannya sulit. "Habis bukan orang kita semua yang main," kata Isbandi. Ia menerangkan berbagai kesulitan yang juga sudah dialami oleh mendiang Iskandar -- terutama bentrokan waktu, karena baik penyanyi atau pengaransir lagu sering sudah punya jadwal di luar. Sampai sekarang spirit yang menegakkan Telerama masih berbau toleransi saja, belum semangat uang. Yang menarik dari Telerama Isbandi: terasa dengan sengaja ada penekanan kepada lagu dan penyanyinya. Tidak terlalu sibuk lagi untuk menyuguhkan kebolehan memainkan instrumen. Pemilihan lagu menunjukkan perhatian terhadap selera yang sedang hidup di kalangan pemuda. Dengan tampilnya Chrisye misalnya, jelas Telerama memikirkan kepentingan selera muda itu. Isbandi mengaku sendiri: "Kita memang terutama mengadakan Telerama untuk membuat wadah bagi anak-anak muda, untuk menggairahkan anak-anak muda belajar musik. Jangan hanya gitar tok, tapi juga alat tiup, misalnya." Pada masa-Iskandar, yang paling getol membantu memang Isbandi. "Boleh dikata yang paling capek juga saya," kata Isbandi. Jadi sekarang di samping capek, Isbandi juga memberi arah. Hal itu tampak jelas. Dalam pemilihan lagu misalnya. Kalau pada jaman Iskandar kita melihat Telerama berusaha menghidupkan banyak perbendaharaan daerah serta lagu lama, Isbandi kelihatannya punya orientasi lain. "Buat saya yang penting rakyat senang, anak-anak muda senang." Untuk memenuhi maksudnya itu ia tidak berpikir dengan semangat seorang idealis. Realistis saja melirik ke daftar top-hit di koran-koran. Sekarang kita boleh tunggu Telerama macam apa pula dalam penampilan mendatang. Ada kecemasan sedikit, mengingat latihan-latihan mereka lakukan bersamaan dengan waktu rekaman. Di samping lama, tidak akan bisa selalu diharapkan munculnya sukses dari kebetulan-kebetulan. "Habis mereka bukan orang yang kita gaji," kata Isbandi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus