Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Kisah Seniman Lini Natalini, Pindah Melukis dari Kanvas ke Lempengan Alumunium

Aktivitas seni Lini Natalini harus jeda selama menjadi ibu rumah tangga dan mengurus anak karena tak punya waktu untuk melukis.

1 Desember 2024 | 20.53 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Lini Natalini diapit perupa Sunaryo dan istri di Selasar Pavilion Bandung. Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Seniman Lini Natalini Widhiasi memutuskan beralih ke media logam dari kanvas yang digelutinya sejak kecil. Perempuan kelahiran 1964 yang akan berulang tahun ke-60 pada Desember ini ingin lepas dari batasan kanvas ketika melukis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Saya merasa butuh sesuatu media yang limitless dan borderless, tanpa batas dan bisa berkembang,” ujar Lini saat pembukaan pameran tunggalnya di Selasar Pavilion Bandung, Jumat malam, 29 November 2024.

Lini Natalini Pajang Tujuh Karyanya dalam Pameran Tunggal

Di galeri itu ia memajang tujuh judul karya hingga 23 Februari 2025 pada pameran tunggal bertajuk Revival. Semua karyanya menggunakan logam seperti baja dan lempengan aluminum yang ditekuk, dilipat, digetok, hingga memunculkan tekstur disertai gambar dan membentuk semacam relief. Menurut Lini, dia menggunakan media logam itu sejak 2000.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya seniman asal Surabaya itu dikenal sebagai pelukis cilik berbakat pada era 1970-an. Melukis sejak usia 4 tahun, hobi dan bakat seninya itu didukung oleh orangtua yang merupakan pasangan seniman, Anastasia Moentiana dan Tedja Suminar. Selulus Sekolah Menengah Atas, Lini sempat mendaftar ke jurusan seni di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Pameran tunggal Lini Natalini Widhiasi, 59 tahun, berjudul Revival di Selasar Pavilion, Bandung sejak 29 November 2024 hingga 23 Februari 2025. Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.

Namun menurut perupa yang juga alumni dan mantan dosen di Seni Rupa ITB, Sunaryo, panitia seleksi penerimaan tidak menerima Lini. “Alasannya karena dia sudah berkembang, khawatir kalau masuk ITB bisa berbelok atau tergerus,” kata dia. Lini lantas kuliah di Fakultas Psikologi Universitas Surabaya dan menikah sebelum lulus pada 1988.

Jeda Berkesenian karena Urus Anak

Aktivitas seninya harus jeda selama menjadi ibu rumah tangga dan mengurus anak karena tak punya waktu untuk melukis. Setelah anak-anaknya besar, Lini berusaha kembali melukis namun merasa tak puas. “Dunia dua dimensi rasanya seperti kurang, terbatas secara permukaan dan luasnya,” ujar dia. Sempat menjajal bahan fiberglass, memahat kayu, grafir, untuk karyanya hingga dipamerkan, Lini belum puas juga. 

Ketika mendapat pesanan karya, dia tertarik dengan bahan alumunium. Lini bekerja sama dengan pembuat dandang atau panci. “Sejak saat itu saya bisa mengembangkan apa yang ada di benak,” katanya. Ekspresinya pada lukisan berbahan aluminium secara penuh kemudian dipamerkan secara tunggal di Galeri Nasional Indonesia di Jakarta pada 4 September hingga 3 Oktober 2024 dengan judul Infinity Yin Yang.

Istiqomatul Hayati

Istiqomatul Hayati

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus