Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Konser Coldplay di Gelora Bung Karno mengusung konsep ramah lingkungan.
Sumber listrik konser diklaim berasal dari baterai mobile yang diisi mesin diesel berbahan bakar minyak goreng bekas, panel surya, dan lantai kinetik.
Coldplay meminta penggemarnya membawa tumbler dan menyediakan air minum isi ulang.
Sebelum konser dimulai, layar besar di panggung konser Coldplay di Stadion Utama Gelora Bung Karno memuat instruksi: "Kami membutuhkan seratus relawan untuk mengisi energi lantai dan mengayuh." Setiap goyangan, entakan, dan lompatan penonton di beberapa titik di area konser itu plus sejumlah sepeda statis yang disediakan panitia merupakan sumber listrik bagi tata cahaya panggung. Ini merupakan satu implementasi konsep konser ramah lingkungan yang diusung grup rock asal London tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di luar lagu-lagu mereka yang mendunia, seperti A Sky Full of Stars dan Something Just Like This, Coldplay dikenal sebagai band ramah lingkungan. Chris Martin cs sampai rela vakum dari konser mereka pada 2019 dan baru berlanjut pada 2022 setelah menemukan formula pertunjukan musik yang dianggap menghasilkan lebih sedikit emisi karbon.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Caranya macam-macam. Dari penanaman satu pohon per tiket terjual, pengurangan perjalanan udara, imbauan agar penonton datang ke konser dengan kendaraan ramah lingkungan dan menggunakan tumbler, hingga, itu tadi, instalasi lantai kinetik penghasil listrik.
Lantai kinetik itu dilengkapi teknologi hijau lain untuk menghidupkan konser. Coldplay mengandalkan mobile battery yang dikembangkan BMW, yang bersumber dari panel surya di belakang panggung serta mesin diesel yang bahan bakarnya diolah dari minyak goreng bekas. Dengan cara-cara ini, mereka berkomitmen mengurangi emisi karbon konser hingga 50 persen.
Vokalis Coldplay, Chris Martin, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta, 15 November 2023. ANTARA/M Risyal Hidayat
Sebanyak 70-an ribu penggemar mereka yang menyemut di Gelora Bung Karno kemarin mematuhi pesan hijau Coldplay. Dari pantauan Tempo sejak siang, sebagian besar penonton datang dengan kendaraan umum, terutama kereta MRT dan bus Transjakarta, meski banyak juga yang pakai ojek dan taksi.
Penyelenggara konser, PK Entertainment, sengaja tidak menyediakan parkiran kendaraan di kompleks olahraga di tengah Ibu Kota tersebut. Seharian, petugas keamanan berjaga di setiap akses masuk GBK dan menghalau penonton yang datang dengan kendaraan pribadi. Akses hanya terbuka bagi mereka yang berjalan kaki.
Juni, Sasa, dan Taufik, misalnya. Tiga serangkai asal Banten ini turun dari taksi online di Pintu 10 GBK sambil membawa botol minum. Ada yang menentengnya, ada juga yang diselipkan di saku celana. "Kan, memang dianjurkan bawa tumbler," kata Sasa.
Penonton konser Coldplay di Gelora Bung Karno, Jakarta, 15 November 2023. TEMPO/Jihan Ristiyanti
Panitia menyediakan 13 stasiun air isi ulang di area konser. Jumlah itu, tentu saja, tak cukup untuk mengeringkan dahaga 70-an ribu penggemar. Seperti yang Tempo saksikan di dekat akses masuk Stadion Utama bakda magrib, antrean pengisian air diisi seratusan orang.
Panjangnya antrean itu membuat banyak penonton memilih membeli air minum kemasan yang juga dijual di sekujur area konser. Walhasil, sampah botol plastik menumpuk di sejumlah titik, meski tidak sampai membuat GBK kotor.
Faza Fakiha, yang menonton bersama kekasihnya, Rama Abdurrahman, mengatakan salah satu alasan menggandrungi Coldplay adalah kepedulian mereka terhadap lingkungan. "Dengan konser ini, senang banget, karena bisa mendukung sustainability sekaligus quality time berdua," kata Faza.
Rama Abdurrahman dan Faza Fakiha menjelang konser Coldplay di Gelora Bung Karno, Jakarta, 15 November 2023. TEMPO/Jihan Ristiyanti
Faza sangat antusias dengan gelang LED yang dipinjamkan panitia. Di kebanyakan konser musik lain, gelang akses masuk dibawa pulang dan berakhir di tempat sampah. Meski banyak juga yang menyimpannya sebagai kenang-kenangan. Sebagai upaya mengurangi sampah, Coldplay menggunakan gelang yang harus dikembalikan seusai konser. "Bisa dipakai lagi di konser berikutnya," kata Faza.
Di GBK, tadi malam, Chris Martin mengumandangkan Higher Power sebagai lagu pembuka. Stadion Utama menjadi semakin meriah berkat tata cahaya yang goyangan lampu dari gelang penonton.
Konser Coldplay selanjutnya berlangsung di Perth, Australia, pada Sabtu dan Ahad, 18-19 November mendatang. Setelah tiga venue di Kuala Lumpur dan Manila, Coldplay menggelar konser enam hari di Singapura mulai 23 Januari 2024, yang tiketnya juga banyak dibeli penggemar dari Indonesia.
JIHAN RISTIYANTI | YOSEA ARGA PRAMUDITA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo