Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebuah peti mati hitam. Butet Kertaradjasa—memerankan tokoh Ilak Alipredi—terbaring di dalamnya. Satu per satu warga kota menyematkan bunga ku-ning tanda belasungkawa. Lalu kor melantunkan lagu-lagu duka. Tapi lama-kelamaan paduan suara yang sedih itu berubah. Kegembiraan ditampilkan. Lahirlah suasana antara meratapi dan mensyukuri kematian.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo