Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Berita Tempo Plus

Langgam austria berbumbu lokal

Seni jugendstil mempengaruhi beberapa bangunan di indonesia. misalnya masyarakat betawi terpikat oleh ornamen-ornamen rumah gedongan masa itu. lalu mencoba menirunya. tapi mereka tidak mentah-mentah meniru.

13 Februari 1988 | 00.00 WIB

Langgam austria berbumbu lokal
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
KALAU Anda sempat ke Kota Lawang Jawa Timur, jangan lupa ke Hotel Niagara. Bangunan tua, berwarna merah bata sedikit kusam ini menjadi istimewa karena bisa dijadikan salah satu bukti pengaruh seni Jugendstil di Indonesia. Dari lengkungan teritis jendela sampai ornamen tegel dan lengkungan-lengkungan di dalamnya -- arsiteknya barangkali langsung dari Negeri Belanda, ketika masa pemerintahan kolonial bangunan itu didirikan. Menurut Ananda Moersid, dosen pada Institut Kesenian Jakarta (IKJ), selain karyakarya impor buah tangan arsitek mancanegara, Jugendstil juga menjadi bahasa ungkapan seniman lokal. "Tentu saja-melalui proses adaptasi dengan warna dan gaya lokal," katanya. Yang begini disebutnya Jugendstil indo. Ananda tengah melakukan pengamatan Jugendstil indo itu. Ia kemudian menunjuk contoh. Salah satu di antaranya, lampu kuningan kuno khas Betawi dan kursi-kursinya, dengan ornamen bermotif bunga-bunga. Kursi-kursi Betawi itu, tambah Ananda, rupakan semacam hibrida dari gaya Queen Anne dengan Jugendstil langgam Austria, ditambah bumbu lokal. Tentu bukan hanya masyarakat Betawi yang menyadap gaya impor untuk dipadukan dengan egosan pribumi, lalu jadi Jugendstil indo itu. Beberapa bangunan di kawasan Candi Lama, Semarang Selatan, yang berbukit-bukit itu, banyak pula yang gayanya mencantol Jugendstil. Juga di Bandung. Bahkan di Jawa Timur -- di antaranya yang menonjol itu adalah Hotei Niagara, walau sekarang di depannya sudah ada bangunan baru yang merusak keindahan. Bagaimana pengaruh tersebut merasuk ke pribumi? Ananda menjawab, "Barangkali masyarakat kita, atau sebutlah Betawi sebagai contohnya, terpikat oleh ornamen-ornamen rumah gedongan masa itu. Lalu mencoba menirunya. Cuma, mereka tidak mentah-mentah mengkopi begitu saja. Mereka membuat adonan baru, sesuai selera dan warna Betawi yang ada sebelumnya." Dan itu berkembang ketika Jugendstil kemudian menjadi geometris dan medapatkan julukan baru sebagai art deco, yang pengaruhnya di Indonesia juga banyak. Di Bandung, umpamanya, tampak pada gaya bangunan Bumi Siliwangi. Di Yogya, masih ada pada Hotel Garuda (bangunan aslinya). Bahkan kubahnya di atas lobi, yang terbu dari rakitan kaca warna-warni itu, mas pula berbau Jugendstil. Jugendstil lahir dari semangat memberotak, sebagai reaksi terhadap Revolusi Indutri yang tidak human. Menurut Ananda Moersid, itulah gerakan penciptaan idion-idiom baru yang tak mengacu pada gaya klasik Yunani dan Romawi. Pertama kali mekar di Inggris, pada 1860-1870, dipelopori William Morris, dengan nama Art and Craft Movement. Ideologi Morris: "Seni dan kriya (craft) seharusnya berpadu. Semua obyek mesti menyatu dalam konsep, luar maupun dalam, eksteril atau interior." Dengan kata lain, sebuah ungkapan seni memang memiliki daya estetis sekaligus fungsional. Pada dasarnya, sewaktu gerakan Jugendstil menampik semangat Yunani dan Romawi yang sempat dibangkitkan di mana Renaisans, lalu ia menancapkan orientasinya pada dunia Timur. Inilah masa peralih yang kemudian disebut Romantisme Orietal. Di situ Jugendstil menampilkan pola bunga mawar, lili, binatang, rumput laut, sulur, liukan angsa, burung merak, dan seterusnya. Ciri-ciri linear dan floral demikian banyak dalam karya-karya dari Cina dan Jepang. Antara lain tampil dalam bentuk dan dekor si keramiknya, yang selanjutnya berkembang dalam hiasan bangunan. Dan itu tak boleh dilupakan Eugene Grasset. Dialah seniman Paris yang pada 1900 membuat Jendela Kaca -- yang berhiaskan seorang gadis belia yang dikelilingi bunga-bung. M.C. & Priyono B. Sumbogo (Jakarta)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus