Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Live Action Netflix Avatar: The Last Airbender Tayang 22 Februari, Apa Bedanya dengan Versi Animasi?

Apa saja perubahan yang disajikan dalam serial Avatar: The Last Airbender versi Netflix dengan versi animasi?

8 Februari 2024 | 18.17 WIB

Avatar: The Last Airbender. Dok. Netflix
Perbesar
Avatar: The Last Airbender. Dok. Netflix

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Hampir 20 tahun setelah acara animasi aslinya dirilis, kartun ikonik Avatar: The Last Airbender (ATLA) akhirnya mendapatkan penceritaan ulang live action yang akan tayang 22 Februari mendatang di Netflix. Kehadiran serial live action remake karya Albert Kim dan Jabbar Raisani ini diharapkan akan memuaskan hati para penggemar serial animasi aslinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dilansir dari coveredgeekly.com, Kim dan Raisani berbagi rencana dan perubahan yang mereka lakukan untuk serial aksi fantasi mendatang. Kim menjelaskan bahwa serial ini lebih seperti “remix” dari aslinya dan bukan jiplakan langsung dari aslinya, menyiratkan bahwa ide dan interpretasi mereka sendiri turut berperan dalam pembuatan serial ini. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Berikut beberapa perbedaan lainnya dari versi asil yang akan dihadirkan dalam serial live action Avatar: The Last Airbender:

1. Menyesuaikan usia penggemar

Penting untuk memahami bagaimana remix ini mengambil esensi dari acara aslinya sekaligus membuat serial drama Netflix yang tidak lagi hanya untuk anak-anak. Banyak penggemar asli ATLA telah tumbuh dewasa, meskipun mereka masih tetap menunjukkan minat terhadap kisah Aang dkk.

Salah satu perubahan paling penting adalah dimasukkannya adegan bertema lebih gelap seperti “serangan terhadap Kuil Udara Selatan atau Agni Kai antara Ozai dan Zuko.”

2. Adaptasi menjadi delapan episode

Kim menjelaskan bahwa serial ini akan terdiri dari delapan episode yang masing-masing berdurasi sekitar satu jam. Hal ini berbeda dengan episode asli animasi aslinya yang hanya berdurasi 20 menit. “Ini semua adalah proses untuk menjadikannya lebih terasa seperti serial drama daripada petualangan minggu ini seperti acara aslinya,” ujar Kim.

Hal ini tentunya akan mengubah jalan cerita yang ada. Meskipun perubahan pada narasi dan jalan cerita tidak dapat dihindari ketika mengubah acara anak-anak menjadi sebuah dramatisasi, Kim menegaskan kembali fakta bahwa karakter-karakter tersebut akan tetap setia pada esensi inti mereka, alasan mengapa mereka dikagumi sejak awal, seperti kekonyolan Aang, humor sarkastik Sokka, dan optimisme Katara. 

3. Aang akan lebih sedikit mengalami “mode Avatar”

Dilansir dari ign.com, seperti yang diketahui para penggemar, Avatar State atau “mode Avatar” adalah mekanisme bagi para Aang untuk terhubung dengan kehidupan masa lalunya sebagai Avatar di kehidupan sebelumnya, serta mendapatkan kekuatan dan kebijaksanaan dari mereka. Hal ini dipahami oleh Kim sebagai “kekuatan tertinggi” di dunia Avatar. “seperti yang Kim katakan, itu adalah "kekuatan tertinggi" di dunia Avatar. "Jadi kami menanganinya dengan sangat serius," katanya.

“Kita tidak akan melihat Aang masuk ke dalam Avatar Statenya di season pertama ini seperti versi animasi aslinya karena kami ingin memastikan bahwa itu terasa sangat istimewa,” ujar Kim. "Kami ingin memperjelas bahwa Aang hanya dapat mengakses status tersebut dalam kondisi tertentu,” tambahnya.

4. Kemungkinan ending season 1 yang berbeda

Dikutip dari screenrant.com, mengingat Aang akan lebih sedikit menggunakan kekuatan penuhnya di musim 1 dibandingkan dengan serial animasinya, masuk akal untuk bertanya-tanya bagaimana adegan ending serial ini akan disajikan, yaitu Pengepungan Suku Air Utara oleh Negara Api.

Dengan lebih sedikit menunjukkan kekuatan pamungkasnya sepanjang season, Avatar versi Netflix dapat membuat adegan versinya ini terasa lebih epik. Melihat makhluk raksasa yang terbuat dari energi menghancurkan pasukan Negara Api bisa terasa seperti sesuatu yang luar biasa dan bukan sekadar kemampuan yang bisa digunakan Aang kapanpun.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus