Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DENGAN sebuah konkordansi Alkitab di atas meja, Paus Fransiskus menjawab pertanyaan-pertanyaan Andrea Tornielli, wartawan kawakan Vatikan. Salah satunya, "Bolehkah saya bertanya kepada Anda soal pengalaman melayani sakramen pengakuan dosa bagi kaum homoseksual?"
Perbincangan itu, sebagaimana diceritakan Tornielli dalam pengantarnya, terjadi pada Juli tahun lalu di Rumah Santa Marta—wisma tamu Vatikan yang kemudian dipilih Paus Fransiskus sebagai tempat tinggalnya. Paus setuju dengan tawaran wawancara eksklusif dari pengelola situs Vatican Insider itu. Dialog itu berusaha tak terjebak dalam debat kusir, tapi berfokus pada penggalian isi hati dan visi Jorge Mario Bergoglio tentang belas kasih, yang menjadi tema sentral pelayanannya sebelum ataupun sesudah diangkat sebagai paus.
Ketika menjawab pertanyaan Tornielli tersebut, Paus Fransiskus kembali memperjelas maksud kalimat terkenal yang ia ucapkan pada 2013: "Jika seorang gay mencari Tuhan dan memiliki kerelaan, siapakah saya sehingga berhak menghakimi?"
"Manusia tidak seharusnya dinilai dari orientasi seksualnya," Paus Fransiskus melanjutkan. "Kita tidak boleh lupa bahwa Tuhan mencintai semua makhluk-Nya dan kita ditakdirkan untuk menerima kasih-Nya yang tak terbatas."
Lalu apa yang harus dilakukan terhadap kaum gay, yang perilaku seksualnya jelas tidak diterima Gereja Katolik? "Saya memilih mereka datang dan mengaku dosa, bahwa mereka tetap dekat dengan Tuhan, lalu kami berdoa bersama. Anda bisa menunjukkan jalan dan menemani mereka menyusurinya."
Percakapan tentang kaum homoseksual itu menjadi salah satu dari sekian tanya-jawab yang rekamannya dituangkan dalam 99 dari 150 halaman buku ini. Tornielli juga menyertakan dokumen tentang deklarasi Tahun Yubelium Luar Biasa—periode istimewa pengampunan dosa yang kali ini ditetapkan Paus Fransiskus pada 2016.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Tornielli beragam, dari yang menggali pengalaman dan kepribadian sang Paus—"Apakah Anda mengingat pertama kali Anda mengalami belas kasih sebagai seorang anak kecil?" atau "Seorang Jorge Mario Bergoglio, pelayan sakramen pengakuan dosa yang keras atau sabar?"—hingga sikap hati dan pemikirannya: "Apa pendapat Anda tentang orang-orang yang selalu datang ke sakramen pengakuan dosa dengan kesalahan yang itu-itu saja?" dan "Bagaimana korelasi belas kasih dan keadilan?".
Seperti yang dijanjikan Tornielli dalam pengantar buku ini, dialognya dengan Paus merupakan eksplorasi atas tema belas kasih dan pengampunan. Tapi jawaban-jawaban Paus bukanlah telaah teologis yang rumit. Kita akan lebih banyak menemukan pengalaman pribadi Bergoglio sebagai seseorang yang pernah dipercaya komunitas Jesuit di Cordoba, Argentina, menjadi "bapak pengakuan dosa"—sebutan untuk seorang imam yang dinilai punya level religiositas tinggi sehingga "ditunjuk" sebagai pelayanan sakramen pengakuan dosa sekaligus pembimbing rohani klerus lain di komunitas itu.
Tak hanya pengalaman pribadi, dalam jawabannya Bergoglio juga sering menggunakan anekdot, ayat-ayat Kitab Suci, dan perkataan paus-paus terdahulu, untuk mendukung argumen bahwa yang perlu dilakukan Gereja Katolik saat ini adalah menunjukkan wajah rahmat, bukannya wajah "farisi" atau fanatik.
Dalam kadar tertentu—tergantung bagaimana kita membayangkan nada bicaranya—kita bisa merasa intim dengan sang Paus karena jawaban-jawabannya yang membumi.
Misalnya, saat ditanya tentang figur yang menginspirasinya soal pengampunan, Bergoglio bercerita tentang seorang pastor Ordo Capuchin yang pernah berbincang dengannya. Imam itu sering merasa ragu: apakah dia mengampuni terlalu banyak.
"Lalu apa yang Anda lakukan ketika mengalami keraguan macam itu?" Paus menirukan pertanyaannya sendiri kepada pastor itu. "Dia menjawab: 'Saya pergi ke kapel, berdiri di depan tabernakel, dan berkata kepada Yesus: Tuhan, maafkan saya karena mengampuni terlalu banyak. Tapi Engkau sendiri yang memberiku contoh buruk!'" Paus Fransiskus berkata tidak akan pernah melupakan obrolan itu. GADI MAKITAN
The Name of God Is Mercy
Penulis: Andrea Tornielli
Bahasa: Inggris (diterjemahkan dari bahasa Italia oleh Oonagh Stransky)
Tebal: 150 halaman
Edisi pertama: 2016
Penerbit: Random House
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo