Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Orde baru minus analisa

Pengarang: hamish mcdonald penerbit: fontana/collins, 1980 resensi oleh: r. william liddle.

8 November 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUHARTO'S INDONESIA Oleh: Hamish McDonald Penerbit: Fontana/Collins, 1980 f 5.95 MENJELANG akhir tahun tujuh puluhan Hamish McDonald merupakan koresponden asing terbaik di Indonesia. Yang membedakannya dengan rekan sejawatnya ialah ketajamannya dalam mendeteksi berita penting (suatu bakat berguna di negeri asing), tapi lebih dari itu ialah pengetahuannya mengenai elite politik serta hubungan antara ucapan dan tindakan mereka. Laporan-laporannya sama sekali tidak diwarnai oleh tafsiran para pejabat terhadap suatu kejadian, tidak pula terjatuh ke dalam tingkat spekulasi yang banyak beredar di Jakarta. Kualitas inilah yang menjadikan bukunya yang terbaik dari jenisnya. Suharto's Indonesia pada dasarnya ialah deskripsi kronologis kejadian penting dalam masa Orde Baru. Bab-bab pendahuluan bercerita tentang masa muda Suharto sebagai orang Jawa, sebagai tentara di masa revolusi serta kemudian sebagai perwira karir. Kisah manusia itu terjalin sejajar dengan sejarah bangsanya. Inti buku ialah kisah Suharto memperoleh kekuasaan setelah terbunuhnya para jenderal senior di bulan Oktober 1965, keputusannya mengabaikan revolusi ala Sukarno yang digantikannya dengan program ekonomi, stabilisasi serta pembangunan yang dibiayai oleh Barat. Buku ini juga menceritakan ketrampilan pemerintah yang sekarang menggunakan rotan (pemilu yang diatur rapi di tahun 1971 dan 1977 serta tindakan drastis terhadap pada demonstran tahun 1974 dan 1978) dan hadiah (pola ekonomi yang membuka pintu rezeki). Bab-bab lain melukiskan karir Ibnu Sutowo serta krisis Pertamina di tahun 1974, jurang ekonomi yang dalam antara yang kaya dengan yang miskin, anura yang paling menikmati hasil pembangunan dengan yang kurang beruntung, invasi Timor Timur tahun 1975 serta kampanye internasional yang sukses membebaskan para tapol. Yang tidak nampak pada buku ini ialah analisa yang setara dengan kekayaan deskripsi. McDonald memulai bukunya dengan suatu referensi kepada ide kekuasaan kepada orang Jawa sebagai yang dikemukakan oleh Ben Anderson serta sebuah janji untuk menganalisa Orde Baru dipandang dari segi konservatisme tradisional Jawa. Tapi kemudian argumentasi itu ditinggalkannya begitu saja. Bab-bab dengan judul "Tbe Technocrats", "The Politics of Order, " "The Feudal State--juga memancing harapan untuk suatu penjelasan yang hebat. Tapi pembaca akan sia-sia mencari analisa atau penjelasan demikian. Kecuali kerangka sederhana untuk mencantolkan kejadian kronologis, buku ini cuma akan mengecewakan jika kita berusaha mencari penjelasan tematis. Tapi pekerjaan demikian barangkali memang tugas kaum akademis, hingga kelangkaan analisa pada buku Suharto's Indonesia lebih merupakan masaalah para sarjana dari pada McDonald. R. William Liddle

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus