Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa waktu belakangan, sejumlah musisi Tanah Air serempak dalam mengunggah sebuah aksi di Instagram. Mereka mengunggah gambar dengan tulisan besar ‘VISI’ di tengahnya, dilengkapi dengan simbol bintang. Gambar tersebut memuat pesan singkat bertuliskan ‘VISI: Vibrasi Suara Indonesia’ dengan tagar #SuaraKami.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para musisi yang ikut serta dalam unggahan tersebut termasuk Armand Maulana, Baskara Putra, Ariel NOAH, Duta Sheila On 7, Bernadya, Vidi Aldiano, Pamungkas, Rossa, Raisa, Fiersa Besari, dan banyak lagi. Unggahan ini mengundang perhatian publik, terutama mengenai tujuan dari gerakan tersebut. Unggahan ini seolah ingin meng-counter para musisi yang tergabung dalam Aksi Bersatu untuk menyurakan hak cipta karya mereka.
Gerakan VISI: Perlawanan terhadap Sistem Royalti
Penjelasan dari gerakan tersebut muncul pada Senin, 17 Februari 2025. Akun Instagram @vibrasisuaraindonesia mengunggah manifesto yang mengurai alasan di balik gerakan tersebut. Di waktu yang sama, Armand Maulana membagikan pernyataan serupa di akun pribadinya. “Kami Peduli, Kami Bergerak: Demi Kesejahteraan Insan Musik Indonesia,” demikian pernyataan pembuka manifesto tersebut.
Akun Instagram @vibrasisuaraindonesia yang baru-baru ini muncul, tercatat lebih dari 7.171 pengikut. Akun ini menyebutkan sebagai ‘Rumah Penyanyi Indonesia’ dengan tujuan untuk bersatu, berserikat, dan memberdayakan seluruh elemen ekosistem musik Indonesia. Gerakan ini menyuarakan permasalahan yang sudah lama mengemuka dalam industri musik Indonesia, terutama terkait dengan hak-hak para pelaku musik.
Dalam manifesto yang dipublikasikan, VISI menegaskan bahwa mereka hadir untuk menyuarakan perubahan. Mereka menekankan bahwa musik bukan hanya sekadar hiburan, melainkan juga merupakan ekspresi jiwa, karya, dan mata pencaharian bagi banyak insan. “Di balik setiap lagu yang kita nikmati, ada dedikasi penyanyi, pencipta lagu, arranger, session player, dan seluruh pelaku industri musik yang berkontribusi menghidupkan ekosistem ini,” tulis mereka.
Tuntutan terhadap Hak Cipta yang Adil
VISI mengungkapkan bahwa meskipun industri musik Indonesia telah berkembang pesat, masih ada tantangan besar yang perlu dihadapi, terutama dalam sistem royalti. Salah satunya adalah pengelolaan hak cipta di ranah Performing Rights yang dinilai masih jauh dari kata adil, transparan, dan akuntabel. Menurut mereka, sistem yang ada saat ini sering kali tidak memberikan perlindungan yang memadai bagi para pelaku musik, terutama penyanyi dan musisi.
“Kami mendorong negara untuk memastikan implementasi Undang-Undang Hak Cipta berjalan secara adil bagi seluruh insan musik,” tulis VISI dalam manifestonya. Gerakan ini menekankan pentingnya revisi terhadap Undang-Undang Hak Cipta yang ada saat ini, yang dinilai masih menimbulkan banyak tafsir dan polemik yang tak kunjung selesai. Mereka meminta agar aturan tersebut lebih jelas, tidak ambigu, dan dapat memberikan perlindungan yang lebih baik bagi pencipta lagu, penyanyi, musisi, serta pelaku pertunjukan musik secara adil.
Digitalisasi dan Transparansi dalam Pengelolaan Royalti
Lebih jauh, VISI juga menyerukan adanya percepatan digitalisasi dalam sistem penghimpunan dan distribusi royalti. Desakan ini diharapkan dapat menciptakan sistem yang lebih akurat, dapat diaudit, dan terhindar dari potensi penyimpangan. VISI mendesak agar sistem royalti dapat dijalankan dengan lebih efisien dan profesional. Mereka juga menyuarakan perlunya perbaikan dalam pengawasan terhadap lembaga manajemen kolektif (LMK/LMKN), agar pengelolaan royalti lebih akuntabel.
“Sistem yang modern dan efisien akan memastikan kejelasan bagi semua pihak yang terlibat,” tulis mereka menambahkan. VISI juga ingin memastikan pengelolaan royalti tidak lagi berpihak pada segelintir pihak. Para musisi menegaskan bahwa hak-hak mereka sebagai pelaku pertunjukan harus dijamin dan dilindungi dalam sistem yang profesional dan berkelanjutan, dengan menuntut agar tidak ada lagi kesenjangan dalam penghargaan terhadap peran mereka di industri musik.
Di akhir unggahan manifestonya, VISI menegaskan bahwa musik adalah suara persatuan. Dengan bersatu, mereka yakin perubahan bisa terwujud. Mereka menyerukan lima tuntutan utama:
- Dukung revisi UU Hak Cipta agar lebih inklusif dan adil
- Dukung sistem penghimpunan royalti untuk pertunjukan publik secara kolektif demi efisiensi dan keadilan bagi seluruh pelaku industri musik
- Dorong digitalisasi sistem royalti yang transparan dan akuntabel
- Pastikan hak kami sebagai penyanyi dan pelaku pertunjukan mendapatkan perlindungan hukum yang layak
- Jaga kebersamaan, demi masa depan industri musik Indonesia yang lebih baik