Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Pertempuran di Luar Ring Tinju

Sekali lagi, sebuah film yang menggambarkan dunia tinju. Tapi pertempuran yang sengit justru terjadi di luar ring.

21 Februari 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

THE FIGHTER
Sutradara: David O. Russell
Skenario: Scott Silver, Paul Tamasy, Eric Johnson
Pemain: Mark Wahlberg, Christian Bale, Melissa Leo

SETELAH Rocky (John G. Avildsen, 1976), Raging Bull (Martin Scorsese, 1980), dan Million Dollar Baby (Clint Eastwood, 2004), bagaimana David O. Russell bisa melibas ketiga film tentang dunia tinju yang kini menjadi ikon klasik itu? Dengan bertinju di luar ring.

Film yang diangkat dari kisah nyata tentang abang-adik Micky (Mark Wahlberg) yang berada pada bayang-bayang Dicky (Christian Bale) ini sebetulnya banyak berkisah tentang pertempuran yang dahsyat di luar ring tinju. Dicky putra kesayangan Alice (Melissa Leo), seorang ibu eksentrik yang memiliki sembilan anak dari berbagai lelaki yang berbeda. Prestasi Dicky sebagai petinju, yang sempat menghajar petinju Sugar Ray (meski Dicky tetap kalah), membuat dia dianggap satu-satunya bintang di mata sang ibu; bahkan ketika Dicky terjerat obat bius dan menjadi benalu keluarga. Sedangkan Micky siang-malam mencari nafkah untuk keluarga dan menjadi ”pengganti” Dicky hanya sebagai mesin duit belaka.

Ketika si abang yang populer, yang tubuhnya digerogoti narkoba itu, mendekam di penjara, Micky mulai merintis kariernya sebagai petinju dibantu sang ayah dan sang kekasih, Charlene (Amy Adams)—seorang bartender yang galak dan berani melawan keluarga kekasihnya. Micky memberanikan diri untuk memisahkan diri dari Dicky dan ibunya. Penolakan ini tentu saja mengejutkan bagi keluarga besar yang sungguh lengket satu sama lain itu. Adegan pertempuran (fisik!) antara kakak-kakak perempuan Micky dan Charlene tidak hanya lucu, tapi sekaligus tragis. Charlene seperti melawan tujuh gumpalan bola rambut karena sasak rambut ketujuh kakak gede banget.

Film ini menjadi istimewa karena pertandingan di atas ring tinju—yang juga penuh strategi yang mengejutkan—dan di luar ring sama-sama intens dan menegangkan. Memang kisah film ini hampir menyentuh kisah klise tentang sosok si ”lemah” yang kemudian mencapai momen kesuksesannya berkat segala kerja keras dan keuletan. Namun film ini berhasil mengisahkan segala tragedi keluarga disfungsional itu (pecandu narkoba, ibu yang dominan dan eksploitatif terhadap anak, serta para kakak-adik yang hidup seperti benalu) meluncur dengan kepedihan sekaligus humor.

Mark Wahlberg tampil dengan baik, sebagai domba putih di antara gerombolan serigala. Dialah yang paling memiliki akal sehat sekaligus tetap menghormati ibunya (meski sang ibu tak pernah peduli kepadanya). Tapi bintang dari seluruh deretan pemain besar ini adalah Christian Bale. Dia sengaja menggerus 15 kilogram lemak dari tubuhnya agar tampil seperti seorang lelaki yang didikte narkoba. Perannya sebagai Dicky yang banyak omong dan sering kelojotan tak keruan itu membuat pemain lain—yang sebetulnya tampil sangat baik—pucat pasi dibanding karakter Bale yang penuh warna dan mendominasi layar.

Melissa Leo sebagai sang ibu adalah elemen eksentrik dari keluarga besar yang terbentuk dari beberapa orang ayah ini. Sebuah keluarga yang tak biasa—bahkan untuk ukuran Amerika yang liberal itu. Apalagi anak-anaknya—kecuali Micky—yang sudah dewasa itu masih saja bergelantungan hidup bersama orang tua mereka. Baik Christian Bale maupun Melissa Leo memperoleh penghargaan Golden Globe tahun ini untuk penampilan mereka. Mereka juga adalah dua dari tujuh nomine Academy Awards tahun ini, selain untuk film dan sutradara terbaik.

Film ini mungkin akan kalah sebagai film terbaik di atas panggung Academy Awards melawan ”gajah” seperti The King’s Speech, The Social Network, dan Black Swan. Tapi Christian Bale tampaknya akan membawa pulang piala Oscar untuk pertama kali dalam sejarah kariernya sejak dia tampil sebagai remaja kecil dalam film Empire of the Sun (Steven Spielberg, 1987).

Leila S. Chudori

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus