Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung -Pidi Baiq menyerahkan film Milea: Suara dari Dilan ke publik. Penulis novel sekaligus salah seorang sutradara film tersebut mengaku tidak mengetahui jumlah penontonnya sekarang. “Karena tugas saya mah sudah selesai, selanjutnya urusan marketing,” katanya saat ditemui Tempo di Kantin Nasion The Panasdalam Jalan Ambon, Bandung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Soal sukses atau tidaknya film Milea seperti Dilan 1990, Pidi tidak deg-degan. “Deg-degan lebih ke tanggung jawab moral saja dengan siapa saya bekerjasama,” ujarnya Rabu malam, 26 Februari 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya bukan urusan dia lagi mengenai apa yang akan terjadi pada film Milea. “Karya yang dilempar mah bagaimana masyarakat,” ujar lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB angkatan 1991 itu.
Pidi mengatakan tidak pernah memikirkan sukses tidaknya film yang ikut digarapnya. Dia menyerahkan karyanya ke publik. “Masyarakat suka atau nggak ya terserah tapi saya berharap mereka suka pastinya.” Sejak tayang perdana serentak 13 Februari lalu jumlah penontonnya kini hampir tiga juta orang.
Produser film trilogi Dilan yaitu Ody Mulya Hidayat kepada Tempo di Bandung mengatakan film Milea ingin melampaui jumlah dua film Dilan sebelumnya. Menurutnya jumlah penonton film Dilan 1990 di bioskop pada 2018 lalu sebanyak 6,3 juta orang. Sementara pada film Dilan 1991 yang tayang 2019 berjumlah 5,3 juta penonton.Iqbaal Ramadhan dan Vanesha Prescilla di film Milea: Suara dari Dilan . (Instagram - @fajarbustomi)
Drama romansa remaja era 1990-an mengisahkan kenangan dan kegagalan hubungan Dilan dengan Milea kekasihnya. Kisah akhir penutupnya berasal dari Dilan setelah dua filmnya mengalir dari versi Milea.
Trilogi film itu berasal dari novel tulisan Pidi Baiq. Menurutnya kedua sosok itu, Dilan dan Milea nyata namun wujud dan nama aslinya dirahasiakan. Pidi menyerap cerita dari keduanya lalu menceritakannya kembali lewat tulisan. “Malahan saya kurangi karena tanggung jawab moral, banyak hal-hal yang takut ditiru orang,” kata Pidi.
Dia belakangan telah mengurangi obrolan di media sosial tentang Dilan-Milea. “Tidak terganggu cuma saya bertanya apakah hanya Dilan yang harus diomongkan di dunia ini.”