Puisi Galeh Pramudianto

di atas pecahan kaca

dan kegiatan menonton seperti berlari 

di jalan penuh lubang, licin dan berduri

tapi itu dalam pikiranmu saja

aku hanya bisa membaca dengan mata tertutup

bisa membaca dengan juluran lidah di tubuh saudaraku

dan kosakata baru didapati dari suara 

yang kita rekam sendiri

bagaimana aku memahami dunia

kalau dilahirkan hanya untuk dijadikan robot belaka

aku adalah kucing terkurung 

dan ikan yang sengaja dimasukkan 

di kolam renang itu

bagaimana aku mengetahui sisa hidupku

kalau usia kepala dua itu sama dengan balita

“penutup mata ini telah dipasangkan

agar balon-balon di perayaan hari jadi kita tidak mudah meletus

seperti langkah yang didikte terus menerus”

bagaimana caraku menjalani waktu 45 hari ini 

bisakah kumenemukan seseorang dan menyelamatkan diri

dari perangkap nasib disulap menjadi hewan

dan pelajaran berbicara hanya ada di film-film keluargamu.

Mengunjungi Kembali Adegan Favoritmu, 2

—Ingmar Bergman

di saat hidup begini-begini saja

ia memutuskan membeli papan catur raksasa

dan membawa bidak kuda ke pantai terdekat

ia berharap malaikat maut 

segera menunggangi kuda miliknya

dan membentuk langkah L hingga sekakmat

di bawah pohon kelapa

deburan ombak beberapa detik lagi

menjadi tsunami dan nampaknya 

itu yang ia cari

untuk menjadi bidak 

dan digerakkan di semesta lainnya

bersamaNya.

Galeh Pramudianto lahir pada Juni 1993 dan berdomisili di Tangerang Selatan, Banten. Sehari-hari ia mengajar di SMA Makarios. Puisi-puisinya telah diterjemahkan ke bahasa Inggris di Jurnal Mantis, Stanford University; dan Arkansas International. Bukunya berjudul Asteroid dari Namamu (2019).