Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Puisi Iin Farliani dan Julaiha S.

Iin Farliani baru saja menerbitkan buku puisi Usap Matamu dan Ciumlah Dingin Pagi (2022). Julaiha S. adalah penulis buku puisi Mula-Mula Kita Pergi Selanjutnya Tersesat (2016).

 

 

7 Agustus 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Imam Yunni

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Iin Farliani

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Torpedo Merah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

betapapun silam

akan kukenakan gaun pemberianmu

karat gemetar roda

pernah membawa kita

meluncur pada papan es

siapakah penghuni paling patut

yang akan menyambut

 

menuju pulang

 

yang menantang

tiba dari bau pasar, amis pindang

limbah rumah besuk

seorang putera yang terbelah

sebelum lahir

seorang ayah yang menembakkan

seteru

menanamkan gelap pada rumah kita

mengirimkan daun-daun rontok

kuntum-kuntum nanah

pesemaian bunga penuh lumpur

 

gaun pemberianmu akan kukenakan

tentu,

betapapun silam

aku yang rabun

meraba denyut dekat duri

sempurnakan derita ini

dari balik ingatan yang tergelincir

 

 

2022

 

Julaiha S.

Setahun Lalu, Pengantin Tak Berinai

 

anak kecil bermain pada rambut pohon

melilit tubuhnya yang kerdil

ia berayun di sore hari

membiarkan luka hidup menari-nari di jalanan kota

yang berwarna keramaian,

 

anak kecil tertawa terpingkal, tidak seperti ibu

tangan mungil itu kuat membawa segelas air

yang dihimpuni cahaya senja

dan kopi hitam di meja lapak tanah

hendak menjadi pertarungan ruang perut

 

setahun kemudian

sirnalah punggung tua, demi anak semakin melajang

peta tanah terpajang di dinding kamar

setelah tuan tanah menawar harga diri

 

2022

 

 

Iin Farliani lahir di Mataram, Lombok, 4 Mei 1997. Alumnus Jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mataram ini aktif di Komunitas Akarpohon. Buku puisinya berjudul Usap Matamu dan Ciumlah Dingin Pagi (2022) serta buku kumpulan cerita pendeknya berjudul Taman Itu Menghadap ke Laut (2019).

Julaiha S. lahir di Medan, 11 Juni 1993. Bergiat di Kompensasi, Labsas, dan KPPI-Medan. Alumnus Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Medan ini telah melahirkan buku puisi tunggalnya berjudul Mula-Mula Kita Pergi Selanjutnya Tersesat (2016).

 

 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus