Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Joko Rabsodi
Foklore Tanah Tentenan
- di hadapan kyai Fuadin
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebab rindu kami telah nganga
ada yang tak terbaca oleh bulat usia
ribuan zikir hanyut ke dalam tapa
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tidurlah di sini, rukhi
merakit hidup yang ingin mati
di gelap batu-batu lembut di samping adi poday
mengernyitkan tangis pertama kali
Maka kepada pajuddan kami dayunkan kening doa
sebelum tidurmu benar-benar di kecup matahari
hingga lepuh di ujung jari
Upaya menggiringmu ke rupna lain
menyebrangi samudara dengan perahu nun
di laut selatan di mana kemarau biasa lahir
dengan deras gersang yang sungsang
Dari perut kempesmu itu
hantu-hantu miskin bubar
tak terkecuali ratnavalli memilih udayana sebagai
halaman untuk bertelanjang
Beri kami sabdamu, rukhi
sebelum jalan pulang menjadi bekal keringat
kekalahan tertata di keningNya
ketika ratnavalli menyatakan putus asa
Tapi mata dan mulut kami
berhujjah pada jubah
dan wahyu-wahyumu yang asing
Madura, Februari 2024
Ruly R
pada gambar artipainter 1
sebelum jadi angka, ada yang tertinggal lewat warna pop dan kepala yang jadi kubus strip merah di antara kotak transistor lengkap tiga tusuknya.
menekan tombol ulang-alik dua sisi, kertas dibentuk kantong jinjing, bunyi berisik dari kaleng susu bubuk, bekas.
di kejauhan gedung kota, laba-laba menggapai langit hijau dengan dua kaki, topeng hitam dikenakan, dua mata menyala, biru-merah. kubus-kubus tak bertegur sapa penuh,
hanya menyajikan omong kosong yang digelembungkan serupa permen karet dua ribuan, selepasnya, digugurkan lagi, suara-suara berebut ruangnya dari seliweran iklan kopi, sibuk menempel di tabung gelas.
menekan tombol ulang-alik dua sisi, kotak sampah dikumpulkan, sneaker kuning mencolok mata.
kerumunan warna hitam, menunduk ditelan parka, tak lagi berputar, kaki-kaki kota sebentar lagi hancur di depan mata.
enam kaki laba-laba sibuk menyusun kalimat panjang, yang lebih panas dan ganas dibanding api, memotong gedung-gedung milik jiwa-jiwa tunduk.
menekan tombol ulang alik dua sisi. pintu diketuk. ada yang bangun dari mimpi.
punchline pada detik 25 membuat tawa menggelegar, menggulung segala yang di bawahnya, jadi isap jempol belaka. empat rasa dari lidah terbagi sendiri, namun tak ada kegetiran.
sempurnalah pada warna pop, setengah mesin, setengah manusia.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Joko Rabsodi lahir di Pamekasan-Madura. Santri yang mengabdi di SMA Negeri 4 Pamekasan. Menulis buku fiksi dan nonfiksi. Buku puisi terbarunya berjudul Memancing Duka di Tubuh Ayah. Ruly R bergiat di Komunitas Kamar Kata dan Rusamenjana. Buku cerpennya berjudul Cakrawala Gelap (2018). Tinggal di Karanganyar, Jawa Tengah.