Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Puisi Petrus Nandi dan Galeh Pramudianto

Petrus Nandi lahir dan tinggal di Nusa Tenggara Timur.  Galeh Pramudianto berdomisili di Tangerang Selatan.

2 Juli 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
PUISI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Petrus Nandi

Kanal Korintus

––Valens Agino cmf 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

berlayar di kanal yang membelah kota

kau menjala ingatan yang tenggelam:

di sebuah masa yang disembunyikan laut, 

para kelasi menarik kapal sejurus lintasanmu

demi memangkas pelayaran yang panjang

dan menjaring ikan-ikan di kota–

ikan-ikan yang bernapas dengan udara malam.

 

kau mencari yang sia-sia dari lidah ombak

sambil mengingat jala yang menyisir malam,

membayangkan perjamuan peziarah dari 

negeri-negeri yang jauh–para penukar

lelah dengan tubuh aroma zaitun 

tapi kau tahu tak ada yang tanggal 

setelah kota dimandikan amsal seorang nabi 

dan tak akan pernah ada perjamuan bagi 

tamu yang datang tak tepat waktu.  

 

PNC, April 2023

 

 

Galeh Pramudianto

Tak Seperti Film Komedi Romantis yang Dikira

—Aisho

 

I

aku tak heran jika kamu langsung menerka ini: 

sepasang kekasih bertemu karena adegan kebetulan

yaitu saat berjalan tak saling melihat 

dan keduanya bertabrakan, misal 

atau pura-pura menjadi sepasang kekasih karena tuntutan sosial 

lalu setelahnya perseteruan karena beda cara pandang

atau sesederhana selera bacaan dan tontonan

 

kamu ingin sebisa mungkin tak menyebut mereka

tom dan summer atau rangga dan cinta atau joel dan clement

tapi rasa-rasanya mereka telah jadi templat 

bagi terkutuknya romansa usang  

 

“perempuan esoterik dan eklektik

samar untuk dipahami dan berakhir sumir,” 

ujar lelaki

 

“karena lelaki terlalu dungu untuk mendalami

dan aku mampus dikoyak love bombing,” 

sambung perempuan.

 

pertanyaan formulaik macam ‘siapa salah?’

adalah zombi yang menyergap 

dari stasiun bawah tanah

kita bukan bidak papan catur

hitam dan putih harus gamblang

tak semua gelanggang butuh pahlawan dan pecundang 

 

aku rasanya ingin berguru pada tukang kunci

tentu saja kamu tahu alasan klise itu

ya begitulah, untuk menduplikat waktu 

agar tak hanya merasakan 1x24 jam 

untuk mengulang adegan yang perlu 

dan menghapus dialog-dialog yang beku

 

II

cintamu padaku tak seperti film komedi romantis

              bagai balon udara warna-warni di langit dan problematik 

              juga segumpal darah yang membeku di botol plastik 

telah kamu tandaskan lewat kerongkongan lalu kamu muntahkan 

karena itu adalah kunci pelarian diri 

dari hantu bernama trauma dan keluarga

24 jam jelas tak pernah cukup 

dari obsesi-obsesi tak henti atas nama afeksi

 

kamu rasanya ingin segera pulang ke rumah saja

tapi rumah bagimu adalah kecoa dubia 

yang terjatuh di mulut arwana.

 

Petrus Nandi lahir di Pantar, Manggarai Timur, NTT, pada 30 Juli 1997. Puisi-puisinya tersiar di beberapa. Buku puisinya berjudul Memoar. Saat ini menetap di Pra-Novisiat Claret, Kupang.

Galeh Pramudianto, lahir pada Juni 1993. Berdomisili di Tangerang Selatan. Sehari-hari mengajar di SMA Makarios, Jakarta. Bukunya, Asteroid dari Namamu, beroleh Acarya Sastra 2019.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus