Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Petrus Nandi
Kanal Korintus
––Valens Agino cmf
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
berlayar di kanal yang membelah kota
kau menjala ingatan yang tenggelam:
di sebuah masa yang disembunyikan laut,
para kelasi menarik kapal sejurus lintasanmu
demi memangkas pelayaran yang panjang
dan menjaring ikan-ikan di kota–
ikan-ikan yang bernapas dengan udara malam.
kau mencari yang sia-sia dari lidah ombak
sambil mengingat jala yang menyisir malam,
membayangkan perjamuan peziarah dari
negeri-negeri yang jauh–para penukar
lelah dengan tubuh aroma zaitun
tapi kau tahu tak ada yang tanggal
setelah kota dimandikan amsal seorang nabi
dan tak akan pernah ada perjamuan bagi
tamu yang datang tak tepat waktu.
PNC, April 2023
Galeh Pramudianto
Tak Seperti Film Komedi Romantis yang Dikira
—Aisho
I
aku tak heran jika kamu langsung menerka ini:
sepasang kekasih bertemu karena adegan kebetulan
yaitu saat berjalan tak saling melihat
dan keduanya bertabrakan, misal
atau pura-pura menjadi sepasang kekasih karena tuntutan sosial
lalu setelahnya perseteruan karena beda cara pandang
atau sesederhana selera bacaan dan tontonan
kamu ingin sebisa mungkin tak menyebut mereka
tom dan summer atau rangga dan cinta atau joel dan clement
tapi rasa-rasanya mereka telah jadi templat
bagi terkutuknya romansa usang
“perempuan esoterik dan eklektik
samar untuk dipahami dan berakhir sumir,”
ujar lelaki
“karena lelaki terlalu dungu untuk mendalami
dan aku mampus dikoyak love bombing,”
sambung perempuan.
pertanyaan formulaik macam ‘siapa salah?’
adalah zombi yang menyergap
dari stasiun bawah tanah
kita bukan bidak papan catur
hitam dan putih harus gamblang
tak semua gelanggang butuh pahlawan dan pecundang
aku rasanya ingin berguru pada tukang kunci
tentu saja kamu tahu alasan klise itu
ya begitulah, untuk menduplikat waktu
agar tak hanya merasakan 1x24 jam
untuk mengulang adegan yang perlu
dan menghapus dialog-dialog yang beku
II
cintamu padaku tak seperti film komedi romantis
bagai balon udara warna-warni di langit dan problematik
juga segumpal darah yang membeku di botol plastik
telah kamu tandaskan lewat kerongkongan lalu kamu muntahkan
karena itu adalah kunci pelarian diri
dari hantu bernama trauma dan keluarga
24 jam jelas tak pernah cukup
dari obsesi-obsesi tak henti atas nama afeksi
kamu rasanya ingin segera pulang ke rumah saja
tapi rumah bagimu adalah kecoa dubia
yang terjatuh di mulut arwana.
Petrus Nandi lahir di Pantar, Manggarai Timur, NTT, pada 30 Juli 1997. Puisi-puisinya tersiar di beberapa. Buku puisinya berjudul Memoar. Saat ini menetap di Pra-Novisiat Claret, Kupang.
Galeh Pramudianto, lahir pada Juni 1993. Berdomisili di Tangerang Selatan. Sehari-hari mengajar di SMA Makarios, Jakarta. Bukunya, Asteroid dari Namamu, beroleh Acarya Sastra 2019.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo