Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rion Albukhari
TEMPAT-TEMPAT MENYIMPAN TUBUH
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aku menyimpan tubuh di antara tulang-tulangmu; aku merasakan getar belikat yang menghimpun kecemasan-kecemasanmu. Aku mengenalmu sebelum pembunuhan tiba; gertakan gigi yang menghamba. Oh pembunuhan; aku masuk ke dalam tulang-tulangmu; seperti aku masuki diriku sendiri, yang penuh mara bahaya dan rasa lapar. Rasa lapar yang menundukkan kerbau dan banteng.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aku menyimpan tubuh di dasar keintimanmu; aku merasakan resonan gairah yang membakar cakrawala. Gairah yang tak terbatas. Mekar, mekar. Oh kau terus bermekaran seperti rumput liar. Di pegunungan, mereka mengenalmu sebagai ngarai. Ya, kau adalah sublimat dan petaka. Jika mereka mendekatimu mereka akan hancur berkeping-keping. Oh gairah dan keabadian.
Aku menyimpan tubuhku di antara alir darahmu; aku pergi ke arah mana kau layarkan kapal-kapal. Aku bawakan engkau kehausan-kehausan yang buruk; sebab, aku mengenalmu sebelum pembunuhan tiba. Aku tak pernah lari sedepa pun dari pangkuanmu. Tidak, tidak, kau mengenalku lebih dari diriku sendiri. Kau datang sebelum pembunuhan tiba. Oh darah, oh kehausan panjang yang melukai seluruh manusia dan nama-nama, betapa; di dalam alirmu aku sangat ingin menyimpan tubuh.
Padang, 08 Agustus 2022
Saharul Hariyono
SEBUAH OBITUARIUM GADIS KOREK API DI MALAM NATAL
Tuan..., Nyonya... silahkan!
Korek ini dari pabrik Bryant and May
Tapi yang kudapati penolakan saja
Sudah punya korek jenis itu, kata mereka
Kenapa mereka tidak membelinya?
Mereka punya cerutu, dan itu mesti dibakar
Padahal cuaca teramat dingin di Bromley
Bahkan baju tebal mereka tetap menembus lebat salju
Aku menyusuri lebih malam di Hammersmith
Langkahku terhenti di balik jendela berembun
Aku lihat cengkerama kebahagiaan di perapian
Angin, salju membangunkan tulang-tulang beku
Aku menyalakan sebatang korek api dari kotak
Tampak cottage pie dan kesukaanku gingerbread
Aku meraihnya, tapi hanyalah abu bukan butiran jahe yang menghangatkan
Apakah ini korek api ajaib?
Aku mencoba peruntungan kedua
Di sepertiga malam Natal tahun 1888
Semoga kali ini bertemu ayah dan ibu
Dan akan kuceritakan kepada Sinterklas
Yogyakarta, 2022
Rion Albukhari lahir dan besar di Nagari Limau-Limau, Bayang Utara, Pantai Barat Sumatera. Puisi dan esainya disiarkan di berbagai media. Ia tengah menyelesaikan program magister sejarah di Universitas Andalas, Padang.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo