Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Rehal-bambang bujono

Pengarang: sentanoe kertonegoro. jakarta: mutiara, 1982. (bk)

30 Juli 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAMINAN SOSIAL Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia Oleh: Sentanoe Kertonegoro Penerbit: Mutiara, Jakarta, 1982, 312 halaman BUKU ini mencakup lingkup yang luas. Dari soal konsep jaminan sosial, sejarahnya, hingga pengaruhnya terhadap perekonomian. Ternyata munculnya jaminan sosial erat hubungannya dengan revolusi industri di Eropa. Di abad ke-19 itu, banyak sekali petani yang meninggalkan tanahnya untuk bekerja di pabrik-pabrik yang baru muncul. Dan masalah baru pun timbul. Keselamatan buruh pabrik selalu terancam. Mesin-mesin yang berputar sewaktu-waktu bisa menggilas tangan atau kaki mereka -- terutama bagi yang lengah. Akibatnya banyak buruh itu yang tak bisa bekerja lagi -- bahkan tidak jarang ada yang meninggal. Lalu, siapakah yang harus menanggung keluarganya? Sebab, buruh kecil dengan upah yang rendah ternyata tak mampu menyisihkan sebagian penghasilannya. Andai mereka bisa menabung pun, belum tentu ketika kecelakaan terjadi tabungannya telah cukup untuk modal hidup selanjutnya. Melihat kenyataan itu, maka muncullah gagasan, yang kemudian dikukuhkan dengan undang-undang, bahwa pihak pengusahalah yang harus memberikan semacam ganti rugi terhadap buruh yang mengalami kecelakaan. Pikiran ini didasarkan pada teori bahwa "pengusaha yang memberikan pekerjaan kepada buruh bertanggung jawab penuh atas terjadinya risiko kecelakaan kerja." Tentu saja pada awal abad ke-19 itu hal itu belum sempurna benar. Selain itu, untuk perusahaan kecil, ganti rugi itu pun kecil pula. Maka muncullah ide asuransi sosial, antara lain, di Inggris dan Jerman. Asuransi yang di zaman kini ada lebih kurang merupakan pengembangan dari asuransi pertama kali itu. Jaminan sosial di Indonesia diwujudkan dengan Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Taspen) dan Asuransi Sosial ABRI (Asabri). Untuk karyawan swasta, baru 1964 ada Dana Jaminan Sosial. Dan DJS inilah yang kemudian mendorong lahirnya Perum Astek (Asuransi Tenaga Kerja) pada 1977. Di luar itu tentu saja ada badan-badan asuransi yang menerima karyawan perusahaan swasta sebagai nasabahnya. Buku ini agaknya memang penting. Tapi Sentanoe, yang rupanya ingin mencakup masalah seluas mungkin, kurang sistematik menuliskan masalah-masalahnya. Dan, yang membuat buku ini terasa kering, kurang enak dibaca, ialah tak adanya contoh-contoh. Hingga orang tak yakin benar, apa keuntungan masuk Astek, misalnya. Bambang Bujono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus