Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Rehal-susanto pudjomartono

Penyunting: pitoyo darmosugito jakarta: gunung agung, 1982.(bk)

30 Juli 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENJELANG INDONESIA MERDEKA Penyunting: Pitoyo Darmosugito Penerbit: PT Gunung Agung, Jakarta, 1982, 293 halaman. MENJELANG kejatuhannya dalam Perang Pasifik, Jepang menjanjikan hadiah kemerdekaan buat Indonesia. Maka dibentuklah suatu Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan yang beranggotakan 62 pemuka Indonesia. Beberapa surat kabar yang terbit waktu itu, antara lain, Soeara Asia, Sinar Baru, Asia Raya dan Tjahaja, mulai memuat tulisan para pembaca dan tokoh pergerakan mengenai Indonesia Merdeka yang dijanjikan itu. Buku ini berisi 111 tulisan yang dikumpulkan penyunting dari beberapa koran lama tersebut, yang agaknya belum pernah terungkap. Banyak di antara penulisnya tokoh masyarakat terkenal, misalnya, Soekardjo Wirjopranoto, Dr. Abdulrachman Saleh, Djoeanda, A.A. Maramis, J. Latuharhary, dan S.K. Trimurti. Dengan membaca tulisan-tulisan itu, sedikit banyak kita akan tahu suasana gejolak batin masyarakat Indonesia pada bulan-bulan menjelang kemerdekaan. Banyak hal baru yang terungkap dari sini: bahwa kesadaran para pemuka masyarakat kita waktu itu tentang arti kemerdekaan cukup dalam. Sekalipun semua tulisan bernada hati-hati, tampak para penulisnya memang merasa terpanggil untuk menyumbang gagasan buat Indonesia merdeka. Di situlah arti terpenting buku ini: sebagai dokumentasi berharga tentang suatu zaman, tatkala berbicara lantang tentang kemerdekaan masih disertai rasa was-was. Tanpa adanya kumpulan tulisan seperti ini, praktis orang awam tidak mungkin mendapat kesempatan membaca buah karya para tokoh zaman itu. Selama ini hanya tulisan tokoh kelas satu seperti Bung Karno dan Bung Hatta yang banyak dipublikasikan. Penyunting telah berjasa menyelamatkan naskah-naskah itu dari debu sejarah. Namun buku ini terasa kering dan membosankan. Penyunting kurang cukup mengantar pembaca untuk "masuk" dalam zaman 1945 itu. Gairah membaca, kecuali mungkin buat pembaca serius, akan cepat menyurut karena dijejali dengan berbagai tulisan yang senada. Catatan kaki, foto, dan gambar, atau penjelasan lebih panjang, mungkin bisa membuat buku ini lebih "hidup" hingga lebih bisa dinikmati. Susanto Pudjomartono.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus