Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Rehal-syu'bah asa

Pengarang: abdul hasan ali al-hasany an-nadawy bandung: al-ma'arif, 1983. (bk)

21 Mei 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KERUGIAN APA YANG DIDERITA DUNIA AKIBAT KEMEROSOTAN KAUM MUSLIMIN Oleh: Abul Hasan Ali Al-Hasany An-Nadawy Penerjemah: Abu Laila & Muhammad Tohir Penerbit: PT Al-Ma'arif, Bandung, cet. I 1983, 371 halaman. INILAH contoh "buku Ikhwanil Muslimin": cerdas, galak, berbicara dengan banyak contoh namun selalu secara umum, dan sangat sugestif. Abul Hasan An-Nadawy bukan orang Mesir, negeri Ikhwanil Muslimin. Namun dapat dipahami bila ulama Lucknow ini, India, yang menulis dalam bahasa Arab dan menerbitkan karyanya ini untuk pertama kalinya di Mesir 1950, mendapat sambutan hangat misalnya dari ulama besar Ikhwan Seyd Quthub seperti yang dicantumkan di awal buku. Betapapun, karya ini -- juga judulnya yang serupa pamflet -- merupakan salah satu penerusan buku Amir Syakib Arselan (Suriah, meninggal 1946) seperti Mengapa Kaum Muslimin Mundur, Sedang Yang Lain Maju yang populer itu. Namun yang paling terasa sebenarnya kecamannya terhadap peradaban Barat yang memakan tak kurang dari empat bab, dan yang mengingatkan pada Leopold Weiss Mohammad Asad (Islam at the Crossroads), yang berpusat pada kesimpulannya bahwa agama Eropa bukanlah Kristen melainkan Materialisme "yang diperhalus". Cukup meyakinkan adalah telaahnya tentang kemerosotan agama-agama dan budaya-budaya dunia di sekitar kelahiran Nabi Muhammad. Sedang yang diberikannya secara implisit namun kuat adalah jawaban dari pertanyaan yang menjadi judul buku. Kemerosotan Islam itu menyebabkan tidak berfungsinya 'pemberi roh dan pengaruh' ke dalam peradaban dunia yang kini dikangkangi Barat yang mata duitan dan kebingungan. Tak heran bila buku ini ditutup dengan dua bab tentang 'Kebangkitan Dunia Islam' dan, menarik, "Kepemimpinan Dunia Arab' yang dijadikan tumpuan harapan. Hal terakhir di atas agaknya disebabkan oleh saat ditulisnya buku yang masih di masa kiprah Ikhwanul Muslimun yang modern dan militan itu, empat tahun sebelum dibubarkan -- untuk kedua kalinya -- oleh Jamal Nasser. Alias sebelum langkah-langkah yang hebat itu mengalami -- setidaknya -- godaan berbagai pertanyaan untuk perenungan kembali. Betapapun umat Islam, kata Syaikh Nadawy, "satu-satunya umat yang dianggap sebagai lawan Barat dan saingannya dalam meraih pimpinan". Dunia, tentunya, hanya dapat diselamatkan dengan kebangkitan mereka. Semuanya jelas. Yang tetap kurang jelas, seperti bahkan dari Syakib Arselan, )ustru jawaban pertanyaan kunci ini: mengapa sebenarnya dunia Islam merosot. An-Nadawy, yang membahas soal ini dalam 2 bab, memperkirakan abad VIII atau IX H. (XV atau XVI M.) sebagai "akhir abad kegiatan, kreasi dan penemuan keilmuan", sementara abad sesudahnya "awal masa penjiplakan Eropa". Tapi mengapa? Disebutnya masa perpindahan dari kekuasaan Khulafa Rasyidin ke kekuasaan Daulat Umaiyah di abad I H., sebagai awal masa berkuasanya para khalifah yang tidak bertakwa, berbareng dengan "sangat sedikitnya perhatian kepada ilmu yang praktis dan bermanfaat" (ilmu-ilmu kealaman), tidak menjelaskan soal. Justru di masa dinasti-dinasti "yang foya-foya" itu ilmu-ilmu ketabiban, teknik, astronomi, bahkan "teori evolusi Ibn Khuldun" (yang konon mendahului Darwin yang justru diganyang dalam buku ini) berkembang. Benarkah dunia Islam mundur karena ditutupnya pintu ijtihad? Bagaimana bila ijtihad semarak, bila ia tak lebih dari semangat kembali ke "dalil-dalil asli" dan pola hidup abad VII Masehi? Syu'bah Asa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus