Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Poirot di Dunia Supranatural

Diangkat dari novel karya Agatha Christie berjudul Hallowe'en Party, film A Haunting in Venice ditambahkan unsur supranatural.

20 September 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Cuplikan film A Haunting in Venice. Dok. tix.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • A Haunting in Venice menjadi akhir dari trilogi kisah detektif Hercule Poirot.

  • Ditayangkan di bioskop-bioskop Indonesia pada Rabu, 13 September 2023.

  • Diangkat dari novel karya Agatha Christie berjudul Hallowe'en Party dan ditambahkan unsur supranatural.

Merpati terbang rendah melewati gedung-gedung berusia lebih dari tujuh abad di Venesia, kota kuno di Italia. Detektif Hercule Poirot (diperankan Kenneth Branagh) berjalan cepat menghindari kejaran sekelompok orang yang memintanya memecahkan kasus. Di pagi itu, pada 1947, setelah Perang Dunia II, pria asal Belgia itu memutuskan berhenti dari pekerjaannya sebagai detektif dan menyepi di Italia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adegan tersebut menjadi pembuka A Haunting in Venice, kisah detektif yang diadaptasi dari novel Hallowe’en Party karya Agatha Christie pada 1969. Film yang ditayangkan perdana pada 13 September 2023 di bioskop Indonesia ini menuliskan cerita berbeda dari materi asli Hallowe'en Party dengan menambahkan elemen horor supranatural.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Upaya pengungkapan kasus selalu menarik bagi penggemar cerita misteri. Kehadiran unsur supranatural menambah pendorong orang berbondong-bondong menyaksikan film jenis ini di bioskop. Hal tersebut tergambar dari data Box Office Mojo. Bulan ini, A Haunted in Venice menempati posisi kedua dalam daftar box office setelah The Nun 2.

Cuplikan film A Haunting in Venice. Dok. Tix.com

Rony Zakaria, 39 tahun, penonton, mengatakan A Haunted in Venice menjadi lebih unik daripada film detektif Agatha Christie terdahulu berkat unsur gaibnya. “Banyak jump scare yang membuat penonton bertanya-tanya, tapi terjawab dengan Poirot yang selalu memecahkan kasusnya di akhir cerita,” kata Rony saat ditemui Tempo setelah menonton di Studio XXI Blok M Plaza, Jakarta Selatan, pada Kamis, 14 September 2023.

Film ini merupakan karya adaptasi ketiga dalam enam tahun terakhir yang mengisahkan Hercule Poirot, nama yang berkonotasi dengan detektif jagoan. Karakter fiksi itu merupakan ciptaan Agatha Christie, penulis legendaris asal Inggris yang menghasilkan 66 novel detektif dan 14 koleksi cerita pendek. Buku-bukunya terjual lebih dari satu miliar eksemplar dalam bahasa Inggris dan satu miliar dalam versi terjemahan. Karya-karya tersebut kemudian diadaptasi dalam bentuk film layar lebar, serial, hingga video game.

Sebelumnya, kepiawaian detektif Poirot memecahkan kasus tergambar dalam Murder on the Orient Express (2017) dan Death on the Nile (2022). Kedua film yang memiliki hubungan tersebut punya persamaan berupa pembunuhan yang terjadi di alat transportasi—kereta api di film pertama dan kapal pesiar di sekuelnya. Di seri ketiga, lokusnya bergeser ke rumah mewah di Venesia.

Sebagai penggemar film misteri, Rony tidak melewatkan dua film sebelumnya. Ia memuji akting Kenneth Branagh sebagai Hercule Poirot, detektif nyentrik dengan kumis rapi jali dan membentang hingga ke pipi. “Selain karena jalan cerita yang berbeda, saya kembali ke bioskop karena akting Kenneth,” ujarnya.

Detektif Hercule Poirot digambarkan sebagai seorang perfeksionis yang selalu memperhatikan detail dalam banyak hal. Misalnya, dia mengukur besaran dua telur yang hendak dia lahap—adegan yang juga ada dalam Orient Express dan Nile.

A Haunting in Venice bercerita tentang Poirot yang telah pensiun sebagai detektif dan dihampiri oleh Ariadne Olive (Tina Fey), rekannya yang merupakan penulis cerita misteri. Poirot diajak menghadiri pesta hallowen sekaligus pemanggilan arwah di rumah penyanyi opera terkenal, Rowena Drake (Kelly Reilly). Rowena ingin menghubungi putrinya yang telah meninggal. Dia mengundang seorang pemanggil arwah yang diperankan oleh Michelle Yeoh (aktris pemenang Oscar 2023).

Di sebuah bangunan rumah yang disebut Palazzo, mereka kemudian berkumpul bersama beberapa orang lainnya. Si pemanggil arwah dengan kekuatan supranaturalnya memulai ritual yang kemudian menantang rasionalitas Hercule Poirot yang menua.

Michelle Yeoh beradegan dalam film A Haunting in Venice. Dok. Tix.com

Setelah kegiatan ritual itu, terjadi pembunuhan. Poirot harus memecahkan kasus tersebut karena pembunuh itu bisa saja ada di antara mereka. Anehnya, ia mulai merasakan beberapa pengalaman supranatural, seperti melihat visual hantu di cermin hingga teriakan anak-anak.

Film ini menghadirkan visual secara paripurna, dengan hamparan bangunan kota pada siang hari dan rumah tua megah pada malamnya. Dari gambaran Venesia yang cerah berubah dengan cepat menjadi suram dan menakutkan saat adegan berpindah di Palazzo. Palazzo digambarkan sebagai lokasi pembunuhan dengan sejarah yang menyedihkan.

Dalam wawancara dengan situs Movie Web, John Paul Kelly, sebagai desainer produksi mengatakan mereka meneliti banyak Palazzo yang ada di Venesia sebelum akhirnya membuat sendiri visual dalam film. “Kami membangun eksterior dan interior Palazzo secara keseluruhan,” kata dia.

Unsur kelam juga tergambar dalam akting para pemainnya. Semua orang tampak dihantui oleh masa lalu. Berbeda dengan setting waktu versi novel yang berlatar belakang Inggris pada 1969, film A Haunting in Venice memiliki latar belakang Venesia pada 1947—saat semua masih terguncang oleh kengerian Perang Dunia II.

#Info Film 5.1.1-Laris di Layar Lebar

Tidak perlu menonton dua film sebelumnya untuk dapat menyelami kisah misteri klasik detektif Poirot. Sutradara Kenneth Branagh dengan jeli menyusun film supaya juga bisa dinikmati oleh mereka yang tidak familiar dengan novel dan film Agatha Christie.

Aas, 25 tahun, mengatakan belum menonton dua prekuel sebelumnya. “Tapi jalan ceritanya unik dan plot twist di akhir cerita sangat bagus,” kata dia saat ditemui setelah menonton pada Kamis, 14 September 2023.

Menurut Aas, selain jalan cerita yang menarik, ia memuji visual kota bergaya Eropa klasik yang terdapat pada awal dan akhir film. Menurut dia, film ini layak ditonton semua kalangan, termasuk penggemar cerita misteri. A Haunting in Venice mendapat nilai 6,8 dari 10 di situs web informasi film berbasis data, IMDb. Sementara itu, Rotten Tomatoes memberi ponten 79 persen. 

ILONA ESTERINA
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus