Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Rudal-rudal gentayangan

Penyunting: chang yiu chang produksi: golden harvest ltd. (fl)

15 Januari 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MISSILES OVER FALKLANDS Produksi: Golden Harvest Ltd, Hongkong Penyunting: Chang Yiu Chang PERANG Malvinas adalah perang komputer. Setidaknya dilihat lewat film Missiles Over Falklands, yang kini lagi beredar di Jakarta. Sebuah film yang diproduksi perusahaan Hongkong, diedit dari film dokumenter yang dibeli konon, dari kementerian-kementerian pertahanan Inggris dan Argentina. Memang tidak bisa disaksikan tentara yang porak-poranda, mati bergelimpangan atau terluka parah seperti pada umumnya film perang. Hampir sepenuhnya film ini hanya menggambarkan betapa dahsyatnya yang disebut peluru kendali alias rudal itu. Dari jarak puluhan kilometer ditembakkan -- dan tak satu pun, boleh dikatakan, bisa menghalangi senjata pamungkas itu. Film ini mulai ketika armada Inggris yang dipimpin kapal perang Hermes berangkat dari Britania Raya, 5 April 1982. Tampak para kerabat anggota armada mengantar di dermaga. Suasana hening, meski pakaian yang dikenakan para pengantar itu warna-warni. Kamera yang kemudian mengambil mereka lebih dekat, menangkap beberapa wanita yang mengusap mata dengan sapu tangan. Inilah perang Inggris yang pertama sejak penyerbuannya ke Terusan Suez, Mesir, 1956. Lantas diperkenalkan apa saja yang dibawa Hermes. Ada 32 pesawat Sea Harrier, tiga Nimrod, 25 helikopter Seaking dan Sea-lynx. Sementara di belakang Hermes berlayar dengan anggunnya 16 kapal pengangkut pasukan, kapal perusak dan penjelajah. Dan semuanya menuju ke kepulauan 12 ribu kilometer dari Inggris. Film pun beralih, menceritakan kemungkinan yang akan dihadapi armada Inggris. Angkatan Bersenjata Argentina, menurut film ini, telah menyiapkan 43 pesawat Mirage, 68 Skyhawk, 10 pesawat Etendard, 9 pesawat pengebom Canberra dan 25 helikopter. Empat hari kemudian Inggris menambah jumlah armadanya. Diberangkatkan kapal Canberra dari pelabuhan Southampton, berpenumpang sejumlah pasukan Gurkha yang terkenal jago berkelahi itu. Menyusul kapal Queen Elizabeth II. Selama perjalanan dua minggu itu, armada terus mengadakan latihan. Dipertunjukkan keampuhan pesawat-pesawat Sea Harrier -- yang merupakan satu dari tiga jenis yang bisa mengudara dan mendarat secara vertikal. Landasan di kapal Hermes sendiri, untuk memudahkan itu, tidak dibuat rata tapi agak miring ke atas di ujungnya. Kemudian diperlihatkan pendaratan di Georgia Selatan, praktis tanpa perlawanan. Soalnya pengawal pulau ini, kapal selam Santa Fe milik Argentina telah hancur lebih dahulu ditorpedo Inggris. Diperlihatkan pula penyerbuan awal ke Port Stanley, awal Mei. Sejumlah pesawat pengebom dikerahkan dari kapal-kapal Inggris yang telah berada di sekitar Georgia Selatan untuk menghancurkan landasan udara di ibukota Malvinas itu. Kamera menyuguhkan satu pemandangan senyap di geladak kapal Hermes: semua Sea Harrier pergi beroperasi. Dipertunjukannya pula tenggelamnya kapal Argentina Jenderal Belgrano yang ditembak torpedo kapal selam Conquerer. Tapi yang menarik dokumentasi tenggelamnya kapal Inggris Sheffield, 4 Mei, yang diganyang peluru kendali terampuh yang sempat digunakan dalam perang 74 hari ini, Exocet. Kapal berbobot 3.500 ton itu sedang berpatroli ketika tiba-tiba sebuah rudal berukuran 15 meter panjang muncul di sampingnya dan, tak sempat kapal menghindar (mana mungkin!), persis di tempat mesin kapal rudal itu menghantam . . . Sempat pula terekam bagaimana helikopter Sea Lynx yang jagoan itu menghancurkan sebuah kapal selam Argentina. Radar heli yang berpatroli itu tiba-tiba memberi isyarat adanya kapal selam jauh di depan. Lantas saja Sea Lynx melepaskan rudal Sea Skua yang belum lama diciptakan Inggris. Mirip rudal Exocet buatan Prancis, Sea Skua mencari sasaran dengan terbang dekat di atas permukaan laut, menghindari radar musuh. Begitu sampai tepat di atas kapal selam, rudal menukik. Sekian detik kemudian air laut menyembur ke atas membentuk gunung tinggi. Film ini memang memperlihatkan demonstrasi helikopter Lynx yang jagoan itu. Jenis heli ini, yang bisa jungkir balik bak seorang pemain senam (berputar 360 derajat, mundur-maju), membawa peralatan yang bukan main-main: rudal jenis Tow dan peluru roket 68 mm untuk menghantam tank serta Sea Skuad untuk menghancurkan kapal selam. SEBUAH lagi perlengkapan perang Inggris radar Rapier, yang luwes, mudah dipindah-pindahkan dan disembunyikan. Radar ini dilengkapi instalasi peluru otomatis. Cukup ditunggui satu orang, bahkan bisa dari jarak jauh. Bila radar berbunyi berarti ada sasaran dan penunggu tinggal memencet tombol tanpa susah payah membidik. Hancurnya pertahanan Argentina agaknya oleh rudal antitank yang disebut Swingfire. Jarak tembak rudal ini mencapai sekitar 4 km dengan kecepatan lebih dari 600 km per jam. Hebatnya, ia dilengkapi dengan komputer sehingga begitu ditembakkan, bak senjata cakra Batara Kresna, akan mencari sasarannya sendiri. Film ini memang bukan dokumentasi yang sempurna -- meskipun sempat merekam gugurnya Letkol H. Jones, komandan yang memimpin penyerbuan Goose Green: 500 pasukan Inggris melawan 1.500 pasukan Argentina. Gambaran keseluruhan perang itu sendiri tak ada. Yang muncul, dan agaknya memang yang dimaksud pembikinnya, betapa rudal-rudal bisa menghancurkan kehidupan dalam sekejap. Peluru-peluru itu seperti mempunyai otak. Merekalah sebenarnya yang berperang, sementara manusia hanya menjadi pelayan. Hidup kita seperti tergantung pada "robot-robot" penghancur itu, yang telah kita ciptakan sendiri untuh memusnahkan kita.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus