JOHN dan Olan berangkat dari ruang kantor mereka yang sama di
lantai V, menuju ruang rekaman di lantai IV. Siswoyo, pemegang
ilustrasi musik, bersama Eddy Lasiran, juru tehnik dan montase,
sudah menunggu di ruang rekaman. Sambil menunggu mereka sudah
mencoba-coba musik yang akan dipakai serta mengatur efek suara
yang dibutuhkan.
John masuk. Ia mengusung sebuah kursi dari ruang sebelah. Tak
lama kemudian datang Daenah Ijih, seorang pemain. Olan dan
Daenah lantas latihan sebentar. John sudah sibuk ke ruang kedap
suara dan ruang operator. Sebentar-sebentar ia angkat telepon.
Tak lama kemudian masuk Hamdani Hasni, pemain dan merangkap
penulis naskah "Hati Seorang Ayah" yang hendak direkam siang
itu. Sebentar kemudian menyusul Arif Rusman. Paling akhir tampak
Elly Kusumah, pemain dari Sanggar Prativi. Sekarang sudah
lengkap. Tetapi rekaman tidak segera dimulai. Nasi bungkus
datang. Semua orang makan.
Waktu rekaman dilangsungkan, ternyata yang paling sibuk adalah
operator, ilustrator dan sutradara sendiri. John
sebentar-sebentar memegang bolpoin mengetuk-ngetuk kaca yang
memisahkan ruang operator dan ruang kedap suara. Kalau ia
memerintahkan berhenti, berarti harus ada pengulangan.
Meskipun tidak ikut main, John ternyata ikut "akting".
Diangkatnya tangannya, dijulurkannya lehernya. Sementara itu
Eddy sibuk bukan main mengatur tombol-tombol di depan dan di
belakangnya, di atas sebuah kursi putar.
Hamdani yang sejak tadi memegang tongkat, tiba-tiba memukulkan
tongkat ke atas lantai. Di dalam rekaman, inilah adegan seorang
ayah yang menghajar anaknya. Ia juga memainkan sepatunya
menimbulkan bunyi seakan-akan orang sedang turun tangga. Lalu
tiba-tiba ia menyetop Elly yang sedang berdialog. Ia menganggap
interpretasinya tidak tepat. Maklum selain pengarang naskah, ia
juga menjabat asisten sutradara.
Para pemain yang tidak punya giliran ngomong mengikuti jalannya
dialog dengan tenang. Sebagian tiduran di kursi panjang. Ada
juga yang bersandar pada piano. Sementara John yang terkenal
galak dalam rekaman, sambil memperhatikan apa yang terjadi,
masih sempat juga menerima telepon yang berdering.
Walhasil rekaman yang berlangsung hari Selasa 1 September itu
lancar. Dengan diselingi oleh beberapa perlgu Iangan, ternyata
hanya memakan waktu 2 jam untuk panjang rekaman 45 menit.
"Pernah kami rekaman sampai 4 hari," kata Siswoyo, "sebab pemain
terlalu banyak dan mereka tidak bisa merekam bersama sekaligus."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini