Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Sandiwara di balik kaca

Rekaman sandiwara radio di studio rri jakarta dipimpin oleh john simamora. selama dalam rekaman john dikenal galak dan selalu sibuk mengatur anggota pemain. (ter)

30 September 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JOHN dan Olan berangkat dari ruang kantor mereka yang sama di lantai V, menuju ruang rekaman di lantai IV. Siswoyo, pemegang ilustrasi musik, bersama Eddy Lasiran, juru tehnik dan montase, sudah menunggu di ruang rekaman. Sambil menunggu mereka sudah mencoba-coba musik yang akan dipakai serta mengatur efek suara yang dibutuhkan. John masuk. Ia mengusung sebuah kursi dari ruang sebelah. Tak lama kemudian datang Daenah Ijih, seorang pemain. Olan dan Daenah lantas latihan sebentar. John sudah sibuk ke ruang kedap suara dan ruang operator. Sebentar-sebentar ia angkat telepon. Tak lama kemudian masuk Hamdani Hasni, pemain dan merangkap penulis naskah "Hati Seorang Ayah" yang hendak direkam siang itu. Sebentar kemudian menyusul Arif Rusman. Paling akhir tampak Elly Kusumah, pemain dari Sanggar Prativi. Sekarang sudah lengkap. Tetapi rekaman tidak segera dimulai. Nasi bungkus datang. Semua orang makan. Waktu rekaman dilangsungkan, ternyata yang paling sibuk adalah operator, ilustrator dan sutradara sendiri. John sebentar-sebentar memegang bolpoin mengetuk-ngetuk kaca yang memisahkan ruang operator dan ruang kedap suara. Kalau ia memerintahkan berhenti, berarti harus ada pengulangan. Meskipun tidak ikut main, John ternyata ikut "akting". Diangkatnya tangannya, dijulurkannya lehernya. Sementara itu Eddy sibuk bukan main mengatur tombol-tombol di depan dan di belakangnya, di atas sebuah kursi putar. Hamdani yang sejak tadi memegang tongkat, tiba-tiba memukulkan tongkat ke atas lantai. Di dalam rekaman, inilah adegan seorang ayah yang menghajar anaknya. Ia juga memainkan sepatunya menimbulkan bunyi seakan-akan orang sedang turun tangga. Lalu tiba-tiba ia menyetop Elly yang sedang berdialog. Ia menganggap interpretasinya tidak tepat. Maklum selain pengarang naskah, ia juga menjabat asisten sutradara. Para pemain yang tidak punya giliran ngomong mengikuti jalannya dialog dengan tenang. Sebagian tiduran di kursi panjang. Ada juga yang bersandar pada piano. Sementara John yang terkenal galak dalam rekaman, sambil memperhatikan apa yang terjadi, masih sempat juga menerima telepon yang berdering. Walhasil rekaman yang berlangsung hari Selasa 1 September itu lancar. Dengan diselingi oleh beberapa perlgu Iangan, ternyata hanya memakan waktu 2 jam untuk panjang rekaman 45 menit. "Pernah kami rekaman sampai 4 hari," kata Siswoyo, "sebab pemain terlalu banyak dan mereka tidak bisa merekam bersama sekaligus."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus