Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Sekedar tertawa

Sutradara: nyak abbas akub produksi: pt perfini pemain titiek puspa, nuke affandi resensi oleh: herry komar. (fl)

24 September 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KARMINEM Skenario, sutradara: Nyak Abbas Akub Produksi: PT Perfini. *** JIKA dalam Inem Pelayan Sexy Nyak Abas mencemooh tingkah polah nyonya-nyonya gedongan, pada Krminem ini sasaran kritik dialamatkan kepada ibu-ibu kampung. la mengejek kenaifan ibu-ibu yang tinggal di udik itu terhadap dunia jual suara yang mereka anggap sebagai profesi rendahan. Apalagi kalau yang naik panggung itu adalah seorang hawa. Di sini Nyak Abas bercerita tentang seorang penyanyi, janda beranak satu yang sudah bosan tinggal di kota. Namanya, Karminem (dimainkan oleh Titik Puspa). Ia pulang mudik. Tapi di kampung, ia disambut dengan segala kecemasan oleh ibu-ibu rumah tangga. Mereka tak menyukai profesi Karminem. Dan kuatir kalau anak-anak mereka mengikuti jejak sang janda. Kekuatiran ibu-ibu dengan cepat menemui bentuk. Ketika anak-anak mereka mendatangi rumah Karminem dan mengutarakan keinginan untuk belajar menyanyi, orangtua mereka menyeret anak-anak itu pulang. Anak-anak itu tidak putus asa. Setelah belajar pada Karminem, mereka akhirnya naik pentas untuk tarik suara dalam pesta di kelurahan. Orang tua mereka terharu, dan sejumlah tanda terima kasih mengalir ke Karminem. Kalau cuma tentang Karminem semata, tentu film ini tak begitu menggelitik. Untuk itu Nyak Abas merasa perlu menampilkan Jalal dengan Surya Grup-nya. Sayang tidak ada yang istimewa dari kehadiran grup lawak ini. Mereka memang tetap lucu, terutama Jalal. Kendati demikian, ketawa yang lahir dari karya Abbas yang satu ini cumalah ketawa lepas dari tingkah laku sesaat para pemain. Tidak ada apa-apa selain itu. Ini memang patut disayangkan kepada sutradara yang sudah masyhur sebagai tukang ejek nomor wahid dan pengamat sosial yang baik. Nampaknya ketidak berhasilan Abbas melahirkan bahan ketawa yang berbobot lahir dari kenyataan bahwa cerita yang dikemukakannya cumalah sekedar sampiran bagi kemungkinan lahirnya sejumlah ketawa. Pada hal dari Abbas orang tidak cuma mengharap dibikin ketawa. Herry Komar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus