Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Saya usul agar

The message, film tentang nabi muhammad mendapat tanggapan cukup kontroversial di jerman barat. diusulkan film ini bisa masuk indonesia sehingga bisa ditonton oleh pemuka-pemuka agama.

24 September 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

FILM tentang Nabi Muhammad kini sedang beredar di kota-kota di Jerman Barat - dan tentu saja berjudul: Mohammed Der Gessandte Gottes. Sesuai dengan politik propaganda dan "chauvinisme" Jerman, film-film yang diputar terlebih dahulu terkena sinkronisasi dalam Bahasa Jerman Menurut Mingguan terkemuka Jerman Der Spiegel, 5 Juli 1977, pelarangan film ini tidak tepat. Der Spiegel mengutip pendapat wartawan Kairo dalam Al-Ahram. Pendapat mingguan ini lebih lanjut: isi film tersebut lebih menonjolkan peranan Nabi Muhammad sebagai tokoh yang memperjuangkan keadilan dan menegakkan hak-hak asasi manusia, dalam hal ini hak-hak wanita dan memerangi perbedaan kaya-miskin yang menyolok. Kalau film ini didemonstrasi di kotakota hesar Jerman seperti Hamburg, Munchen, Berlin dan Stuttgart, maka protes yang diajukan oleh tidak kurang 4000 orang Islam asal Turki di Negara Bagian Baden-Wurttemberg adalah karena "melukai dan menyinggung perasaan beragama", dan "tidak sesuai dengan sejarah Islam" -- demikian kantor berita L)PA yang dikutip surat kabar Suddeutsehe Zeitung yang terbit di Munchen, 25 Juli 1977. Keheranan surat kabar tersebut adalah: setelah dua minggu pemutaran film, baru timbul protes (!). Surat kabar beroplag besar Frankfurter Allgemeine Zeitung menduga bahwa penolakan film ini oleh sebagian Ummat Islam karena ikut sertanya Anthony Quinn dan Irene Papas yang bukan Muslim. Pendapat kritikus film Inggeris adalah: "film yang paling berhasil dari semua film yang bertemakan agama dan berdasarkan kitab suci". Demikian FAZ 20 Juli 1977. Surat kabar terkemuka beraliran konservatif Die Welt, 25 Juli 1977, lain lagi. [a merasa heran mengapa film yang berjudul 'Muhammad' dan menggambarkan suka-duka Nabi justru tidak menampilkan figur yang bersangkutan. Bukankah Nabi Muhammad dipuja Ummat Islam? Mengapa tidak diperkenankan? demikian Kritikus Pankraz dari Die Welt mengakhiri ulasannya. Penilaian surat kabar di Jerman cukup kontroversiil mengenai mutu film. Misalnya surat kabar aliran liberal menilai sebagai "film yang dapat ditonton" (rankfurter Ruudchau, 22 Juli 1977). Mingguan Die Zeit 22 Juli menceritakan secara singkat tapi lengkap film yang memakan biaya 20 juta dolar (dari Kuweit, laroko dan Libya) sebagai 'film pertama tentang sejarah Islam" dan berisikan "pelajaran agama Islam yang patut dihormati." Saya sendiri yang menonton film tersebut menganggap film ini patut ditonton. Saya cukup terkesan dengan nilai dakwan, yang saya fikir paling sedikit agarditonton pemuka-pcmuka agama dan tokoh-tokoh masyarakat dan pers kita. Apakah film ini akan menyesatkan orang Islam? Menurut saya, tidak. Malah bagi saya mempertebal Iman. Bagi orang bukan Islam, dapat memberi gambaran sepintas yang lengkap, sehingga mengundang untuk mempelajari dan mengetahui Islam lebih mendalam. Keagungan dan kemegahan Islam pada saat-saat terakhir film, cukup menggugah hati. Paling sedikit kita melihat Ummat Islam bersujud di hadapan Allah SWT, tanpa perbedaan ras dan bangsa. Apa boleh buat. Saya usul kepada Panitia Sensor: agar Film ini lolos masuk Indonesia. BACHTIAR ALY D - 44 Munster, Bismarckallee 3 Jerman Barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus