Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Selamat jalan, ingrid

Ingrid bergman, 67, meninggal dunia, menderita kanker sejak 8 tahun yang lalu, meraih oscar 3 kali, pernah dikucilkan oleh hollywood karena jatuh cinta dengan sutradara italia, roberto mossellini.(fl)

11 September 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEPANJANG perjalanan dari Venesia ke Milan, Ernest Hemingway tidak dapat melepaskan pikirannya dari Ingrid Bergman. Pengarang kenamaan ini khawatir kalau-kalau aktris itu patah semangat. Ketika akhirnya bertemu, Hemingway segera saja bertanya, "Bagaimana kini, bagaimana?" Ia menatap tajam ke mata indah pemain film dari Swedia itu. Rasa cemasnya tak tersembunyikan. Hemingway takut dunia akan kehilangan seorang yang berbakat besar. Kehilangan yang ditakutkan Hemingway baru benar-benar terjadi pekan lalu, 27 tahun kemudian. Ingrid Bergman meninggal di kediamannya di London, sesudah mengukuhkan karir dengan 3 Oscar dan menyelesaikan peran besar terakhir yang dipercayakan padanya sebagai Golda Meir, PM Israel. Pertemuannya dengan Hemingway terjadi sesudah ia "dikucilkan" 5 tahun dari dunia film. Memang, cuma ada 2 penguncilan oleh Hollywood. Yang satu lagi terhadap Charlie Chaplin. Chaplin terbuang ke Eropa karena dituduh komunis, sementara Bergman dimusuhi karena sebagai istri drg. Peter Lindstrom ia jatuh cinta pada seorang sutradara Italia, Roberto Rossellini. Dan ketika ia hamil, segala penjuru lebih keras lagi menghantam dirinya, tidak terkecuali dari Vatikan. Pernah Bergman berkata pada wartawan A.E. Hotchner, "Itulah masa yang suram dan gelap dalam hidupku. Saya tidak siap menghadapi risiko jatuh cinta." Ketika itu (tahun 1950-an) Ingrid Bergman adalah bintang cemerlang di cakrawala Hollywood dengan beberapa film yang cukup sukses seperti Casablanca, For Whom The Bell Tolls, Gaslight, Notorious dan Joan of Arc. Di mata penonton ia mewakili citra seorang wanita kuat, sehat, selalu berseri-seri bahkan mirip orang suci. Bukankah ia telah memerankan perempuan suci Jeanne dari Ark sedemikian bersih dan sempurna? Ketika ia bercinta dengan Rossellini, senat AS menuduhnya "penganut cinta bebas". Akibatnya fatal. Ia tidak mendapat tawaran main film sampai 7 tahun. Aktris itu berkata, "Biar tidak main, saya tidak peduli." Dilahirkan 29 Agustus 1915 di Stockholm, Ingrid Bergman adalah sumbangan kedua terbesar dari Swedia untuk Hollywood sesudah Greta Garbo. Mendapat pendidikan di Sekolah Teater Kerajaan di Stockholm ia pada usia 18 tahun sudah terkenal sebagai aktris berbakat. Sesudah membintangi lebih dari 5 film, pada usia 24 tahun ia diundang oleh produser Hollywood David O. Selznick untuk berperan dalam film Intermezzo. Lawan mainnya bintang populer waktu itu, Leslie Howard. Berturut-turut selama 9 tahun ia mendapat peran penting dalam 15 film. Permain annya dalam Gaslight memenangkan Oscar yang pertama. Sempurna sudah karir Ingrid Bergman yang dalam banyak publikasi sering ditampilkan sebagai wanita ideal, yang baik bagi suaminya, Lindstrom dan anaknya, Pia. Kemudian, ketika Roberto Rossellini membuat Stromboli terjadilah malapetaka cinta yang menghebohkan itu. Dari perkawinannya dengan Rossellini, ia memperoleh seorang anak lelaki, Robertino (pernah diberitakan berkencan dengan Putri Caroline dari Monaco) dan anak kembar perempuan -- Isabella dan Ingrid. Karenanya karirnya menurun cepat, film Strombolli tidak laku dan dikritik keras. Banyak orang berpikir mengapa tidak digugurkannya saja "anak haram" Rossellini itu. "Aborsi tidak terpikirkan olehku. Saya mengandung anak buah cinta kami berdua," katanya. Namun kehidupannya tidak pernah lepas dari batu-batu ujian. Rossellini memperlakukannya 100% sebagai aktris, namun dengan syarat cukup berat: sang istri tidak boleh main film dengan sutradara lain, kecuali suaminya. Sebaliknya suami pertama Lindstrom mengekang sedemikian rupa hingga ia merasa diberlakukan sebagai anak kecil. Kedua jenis pengekangan itu bertentangan dengan panggilan hidupnya. Akhirnya ia pun menceraikan Rossellini. Adalah sutradara besar Prancis, Jean Renoir, yang mengajaknya main film lagi dalam Elena et les Hommes. Sesudah itu ia membintangi Anastasia, memerankan putri Tsar Rusia yang dikabarkan selamat dari pembantaian komunis tapi hidup terlunta-lunta di Eropa. Ia bermain amat bagus, memenangkan Oscarnya yang kedua sekaligus merebut hati Hollywood kembali. Masih membintangi 10 film lagi di Jerman, Inggris, Prancis, Italia dan AS, sebelum ia memenangkan Oscarnya yang ketiga sebagai pemeran pembantu terbaik dalam Murder on the Orient Express (1974). Dua tahun kemudian ia kembali menampilkan permainan gemilang dalam Autumn Sonata karya sutradara Swedia kenamaan, Ingmar Bergman. Tapi selama 8 tahun terakhir, ia menderita karena kanker. Ia sampai dioperasi 3 kali. "Waktu bagiku semakin singkat," kata Bergman sementara ia sibuk membuat film TV berjudul Seorang Wanita bernama Golda. Ia memerankan Golda Meir, pemimpin Israel yang juga menderita kanker tapi mengatasinya dengan tabah. Sesudah film itu selesai dan pesta pun usai, Ingrid Bergman kehabisan semangat. Ia menangis, sendiri, di apartemennya. "Siapa tahu, inilah kali terakhir saya berhadapan dengan sahabat lama, sang kamera." Memang itulah yang terjadi. Ia meninggal dunia sehari sesudah ulang-tahunnya ke-67. Mendampinginya saat itu, suami ketiga, Lars Schmid, seorang produser teater Swedia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus