Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Serba-serbi Film Saat Menghadap Tuhan yang Disutradarai Rudi Soedjarwo

Saat Menghadap Tuhan mengisahkan tentang empat sahabat yang masing-masing memiliki latar belakang traumatis

25 Mei 2024 | 17.39 WIB

Film Saat Menghadap Tuhan. FOTO/instagram
Perbesar
Film Saat Menghadap Tuhan. FOTO/instagram

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Film terbaru garapan Rudi Soedjarwo, Saat Menghadap Tuhan, akan tayang di bioskop Indonesia pada 6 Juni 2024. Saat Menghadap Tuhan mengisahkan tentang empat sahabat yang masing-masing memiliki latar belakang traumatis. Mereka anak-anak remaja yang mengalami berbagai peristiwa tragis, termasuk kekerasan seksual dan perundungan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

1. Sinopsis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dikutip dari Antara, bercerita kisah empat remaja dengan masalahnya masing-masing, namun disatukan oleh penyesalan. Film ini menelusuri pertanyaan besar, yakni kebingungan para karakter untuk menemukan tempat mengadu. Dalam menghadapi dunia yang sering menutup mata terhadap penderitaan mereka, persahabatan menjadi satu-satunya cahaya dalam kegelapan hidup. Rudi Soedjarwo menggambarkan mendalam trauma masa kecil bisa mempengaruhi kehidupan seseorang hingga dewasa.

“Kenapa tidak diprioritaskan hal ini? Kayaknya lewat film bisa, deh, kita mulai berbagi ini,” kata Rudi Soedjarwo, pada Rabu, 22 Mei 2024.

2. Inspirasi

Rudi Soedjarwo terinspirasi dari keresahannya terhadap sisi gelap remaja. Ia mengaku merasa prihatin dengan meningkatnya kasus perundungan yang terjadi kepada anak-anak dan remaja. Rudi bertanya-tanya siapa yang seharusnya bertanggung jawab atas kondisi itu, ketika banyak orang lebih memilih untuk menutup mata dan memalingkan wajah.

“Film ini juga bisa menjadi tempat kita berbagi luka dan mencari bagaimana kita ke depannya, misalnya terjadi seperti ini korban harus ke mana? Kalau dia takut ngomong atau malu, dia harus ke mana? Ada tempat untuk dia berbagi tidak?” kata Rudi Soedjarwo.

3. Pemeran Film

Film ini dimainkan oleh beberapa aktor terkenal di Indonesia seperti Rafi Sudirman, Abielo Parengkuan, Denisha Wahyuni, Cindy Sebastian, Dede Satria, Alit Aryani Willems, Poppy Sovia, Fenty Warouw, dan Gilbert Pattiruhu.

Tokoh utama Marlo diperankan oleh Dede Satria. Karakter ini digambarkan sebagai sosok yang bermasalah dan keras, karena kurangnya kasih sayang dari orang tua. Meskipun ia hidup dalam kemewahan, ia merasa kehilangan kasih sayang dari keluarga.

Gilbert Pattiruhu berperan sebagai ayah Marlo. Karakter Ayah Marlo digambarkan sebagai sosok yang keras dan kurang peka terhadap perasaan anaknya setelah kehilangan istri. Kehilangan tersebut membuat dirinya menyalurkan kekesalan kepada anaknya, tanpa disadari. Konflik antara anak dan ayah pun tak terhindarkan dalam cerita film ini.

4. Tantangan

Dede Satria mengaku tidak mudah memerankan karakter Marlo, karena sebelumnya karakter ini dimainkan oleh aktor lain. Namun, setelah berbagai percobaan, Dede Satria dipilih untuk memerankan Marlo.

Marlo merupakan tokoh utama dalam film ini. Menurut Dede, Marlo memiliki sifat beringas. “Yang pasti Marlo punya alasan ya, karena di cerita ini Marlo sangat beringas, borju banget, bahkan kalau perlu diinjek-injeklah teman-temannya.,” kata Dede.

PUTRI SAFIRA PITALOKA | ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus