Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Tasawuf Modern dan Pembaru

Buku yang ditulis pemimpin Tarekat Alawiyyah. Tasawuf yang benar, menurut buku ini, tak berhenti pada kerohanian saja, tapi pada kemanusiaan.

30 Oktober 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jalan Kebahagiaan Tasawuf Kalbu Islam, Le soufisme cœur de l’islam Penulis: Syekh Khaled Bentounes Penerbit: Pustaka Marwa, Yogyakarta Halaman: xxx + 237

Buku ini berisi pengalaman rohani sang syekh sufi, ketimbang sebuah mahakarya universitas yang ketat dengan data dan paparan ilmiah. Ia ingin berbagi pengalaman sufistiknya kepada para pembaca Eropa, yang notabene tidak mengerti Islam, apalagi tasawuf, dengan bahasa yang sederhana. Kendati demikian, buku karya Syekh Khaled Bentounes (l. 1947) ini lebih ”unggul” dibanding karya tasawuf lainnya, karena sang penulis bukan saja mampu menggabungkan ketiga corak tasawuf (falsafi, sunni, dan amali), tetapi juga memasukkan isu-isu modernitas dalam pembahasannya.

Syekh Khaled menyelipkan ide tasawuf falsafi (filsafat-metafisika) dalam karyanya, seperti insân kâmil (manusia sempurna). Tampaknya, ia terpengaruh karya dan pemikiran al-Hallaj, Ibnu Arabi, al-Jili, dan Rumi. Bagi Syekh Khaled, tasawuf membentuk pribadi sâlik (penempuh jalan) menjadi insân kâmil.

Syekh Khaled menjelaskan bahwa dalam diri manusia ada potensi negatif dan positif, ada potensi setan dan malaikat. Potensi negatif berguna untuk mengembangkan potensi positif, agar tidak diulangi lagi. Jika seseorang tidak pernah bersalah, ia bukan manusia, namun seorang malaikat. Tetapi, jika ia berulang kali berbuat salah, ia pun bukan manusia. Seorang penempuh jalan harus dapat menemukan ”jalan tengah” (hlm. 36-39), jalan yang dapat mengantarkannya sebagai makhluk rohani yang ilahi.

Sufi pertama yang memperkenalkan konsep insan kamil adalah Ibnu Arabi. Bagi Ibnu Arabi, yang kemudian dikembangkan oleh al-Jili, insan kamil merupakan wadah tajallî (perwujudan) dari Allah yang paling sempurna. Manusia sempurna adalah bayangan Allah di muka bumi yang mewujud dalam diri Nabi Muhammad saw. Untuk mencapai tingkat manusia sempurna, seseorang harus dapat menjadikan dirinya berperilaku dengan sifat dan nama-nama Tuhan. Dengan itu, seorang manusia akan melebur dan menyatu dengan Tuhan, lalu menjadi citra-Nya di dunia.

Pembahasan insan kamil Syekh Khaled berbeda dengan tokoh-tokoh tasawuf falsafi. Insan kamil versi Ibnu Arabi dan al-Jili cenderung menghilangkan diri dan meleburkan jiwa untuk mencapai penyatuan dengan Tuhan, serta meninggalkan dunia karena telah asyik bersama Tuhan (wahdatul wujud). Sementara insan kamil versi Syekh Khaled yaitu bahwa manusia sempurna harus masuk ke dalam kancah zaman dan berperan aktif dalam dunia yang kompleks ini dengan segala kemampuan diri dan jiwanya untuk mencapai cinta dan rida Tuhan.

Tasawuf yang benar, menurut Syekh Khaled, tidak berhenti pada kerohanian saja, tetapi pada kemanusiaan. Tasawuf harus berjibaku dengan persoalan-persoalan kekinian untuk menciptakan perdamaian, keadilan sosial, toleransi, persamaan, dan pluralisme antarumat manusia. Tasawuf wajib terlibat aktif dalam menciptakan hubungan harmonis antara Barat dan Timur, antara Barat dan Islam. Tasawuf harus mampu menyelesaikan konflik, peperangan, dan permusuhan yang melanda dunia saat ini. Tasawuf harus dapat mengarahkan kepada kemanusiaan, kepada manusia yang sempurna. Jika dengan tasawuf justru menjadi penghalang dan melahirkan egoisme, maka jauhilah! (hlm. 201) Inilah insan kamil versi Syekh Khaled.

Buku ini menjadi lebih ”berbunyi” karena lahir dari seorang pemimpin Tarekat Alawiyyah, tarekat yang didirikan oleh buyutnya: Syekh Ahmad Bin Mustafa al-Alawi (1869-1934). Karena itu, Syekh Khaled tidak hanya mengerti teori dan ajaran tasawuf yang seringnya hanya menjadi konsumsi perdebatan intelektual, tetapi juga seorang praktisi yang menekankan pentingnya amal ibadah dan menjadi panutan ribuan murid yang tersebar di seluruh dunia, dan hal ini tak lain merupakan corak tasawuf amali.

Dibanding dengan karya tasawuf lainnya, buku ini tampil beda dengan ide-ide modern dan pembaruan. Menurut Syekh Khaled, tasawuf menempatkan wanita sejajar dengan lelaki. Tidak ada perbedaan jenis kelamin dalam mencapai tingkat kesufian yang tinggi (hlm. 154). Di tasawuf inilah, kita dapat menemukan nilai persamaan dalam Islam. Tasawuf menentang fundamentalisme Islam yang hanya terpaku pada makna harfiah teks-teks suci Islam. Para kaum fundamentalis dan radikal inilah yang menghambat maju modernitas dalam Islam dan mengorbankan makna sejati Islam (hlm. 164). Buku ini juga membuka cakrawala pluralisme yang terkandung di dalam tasawuf: kebenaran itu tidak tunggal. Jika Anda memilih satu jalan, bukan berarti itu adalah satu-satunya jalan kebenaran dan orang lain yang memilih jalan lain adalah salah. Kebenaran berada di semua tempat (hlm. 207).

Ajaran kalbu Islam ini telah menarik banyak orang Eropa. Titus Burckhardt, Frithjof Schuon, Martin Lings, Eric Geoffroy, Réné Génon adalah salah sedikit ahli tasawuf dan filosof yang menjadi simpatisan dan murid Tarekat Alawiyyah. Ide universal yang dibangun oleh tarekat telah menarik banyak non-muslim menjadi pendukung dan aktif dalam organisasi-organisasi di bawah Tarekat Alawiyyah. Bukan saja karena ajaran tasawuf yang indah mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan, tetapi juga tarekat ini dianggap sebagai pembaru yang berbeda dengan tarekat lainnya. Ia mengawinkan nilai-nilai tradisi dan modernitas, memadukan antara syariah dan hakikat, dan mendukung ilmu pengetahuan. Tarekat ini telah membawa perubahan penting dalam gerakan tasawuf.

Ayang Utriza NWAY, Peneliti Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Universitas Paramadina

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus