Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
HAJATAN besar Galeri Lawang Wangi, Bandung, tidak berhenti di pameran 1001 Pintu ini. Pada 5 Maret mendatang, bertempat di Galeri Ciputra juga, Lawang Wangi akan melelang sekitar 25 karya hasil Bandung Contemporary Art Awards. Ini sebuah ajang kompetisi yang dimotori Lawang Wangi dan Art Societes. Pemenang sudah diumumkan di Galeri Lawang Wangi.
Pengumuman itu sendiri mengejutkan beberapa kalangan yang hadir di galeri yang berlokasi di Dago Giri yang sejuk itu. Dewan juri terdiri atas campuran kurator, penulis, perupa, dan kolektor. Mereka, antara lain Agus Suwage, Mella Jaarsma, Carla Bianpoen, Rifky Effendy, Hendro Wiyanto, Wiyu Wahono, dan Syakieb Sungkar, memilih karya Anggun Priambodo. Anggun menerima hadiah uang Rp 100 juta.
Anggun membuat video berdurasi 4 menit 1 detik. Karyanya itu menampilkan parodi beberapa adegan sinetron. Tokoh utamanya dengan berbagai peran dimainkan sendiri oleh jebolan Institut Kesenian Jakarta 2002 itu.
Dewan juri mengaku berdebat sengit untuk memutuskan pemenang. Rifky Effendi mengatakan konsep, tema, dan penggarapan video Anggun matang. ”Video lain banyak yang kurang jelas konsepnya,” ujarnya. Mella Jaarsma, juri lainnya, menilai Anggun mampu membuat humor dengan kritis. ”Eksekusinya sangat pintar dengan shot-shot pendek dan detailnya dikerjakan.”
Namun, buat sebagian hadirin, keputusan dewan juri itu tetap terasa agak ganjil. ”Cukup mengejutkan,” kata Agung Hujatnikajennong, kurator Selasar Sunaryo Art Space, Bandung. Dia menilai kualitas estetik video Anggun itu kurang kuat dan gagasannya pun tidak terlalu istimewa. Karya seperti itu pernah digarap Ming Wong, seniman Singapura. Ia membuat parodi film sutradara P. Ramlee dari Malaysia pada 1960-an khusus pada bagian-bagian yang disensor negara. Karya Anggun sendiri, menurut Agung, pernah ditampilkan di pameran OK Video, Jakarta 2010.
Selain karya Anggun, 25 karya terbaik di antaranya lukisan interaktif Aditya Novali, 33 tahun, berupa 18 batang besi yang dibungkus kain kanvas dengan gambar berbeda-beda di tiap sisinya. Juga karya Dita Gambiro berupa kepangan dan ikatan rambut palsu berbahan sintetis berlambang hati berwarna hitam. Juga karya I Wayan Upadana, sosok Rangda sedang berlumuran cokelat di dalam bak mandi. Semua itu bakal dilelang pada 5 Maret nanti. ”Karya yang baik harus karya yang laku di pasar,” kata juri, kolektor Wiyu Wahono, dalam sambutannya malam itu. Hmm….
Anwar Siswadi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo