Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wawancara

<font face=arial size=2 color=#FF9900>Rachmat Gobel:</font><br />Kita Malu Kalau Mundur

26 September 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PEKAN Olahraga se-Asia Tenggara, 11-12 November, sudah di depan mata. Ketua Harian Penyelenggara SEA Games, Rachmat Gobel, harus bekerja ekstrakeras dalam waktu sempit mengatasi kendala pencairan anggaran. Pecahnya skandal korupsi wisma atlet di Palembang membuat pekerjaan Rachmat semakin tak mudah. Toh, dia bersumpah, ”Apa pun yang terjadi, pelaksanaan SEA Games tak akan mundur.”

Pengalamannya sebagai pengusaha sukses meniupkan optimisme dan semangat perubahan ke jajaran panitia penyelenggara. SEA Games diharapkan memberikan pertunjukan menarik, menguntungkan, sekaligus menggaet investor di masa yang akan datang. Jejaring bisnis Rachmat, pemilik perusahaan multinasional Grup Gobel, yang lekat dengan produk elektronik asal Jepang, Panasonic, diharapkan bisa menggaet sponsor besar.

Menurut Rachmat, pengelolaan multi-event ini sebetulnya bisa diserahkan kepada swasta. Namun sekarang dia terpaksa berhadapan dengan birokrasi lantaran menggunakan anggaran negara. ”Hambatannya sangat besar,” katanya.

Pengelolaan ajang olahraga multi-event dipelopori Peter Victor Ueberroth, dalam Olimpiade Los Angeles, 1984. Di tengah resesi ekonomi yang melanda Amerika Serikat, Ueberroth mampu mengubah Olimpiade menjadi tontonan menarik dan meraup keuntungan US$ 250 juta. Dia dinobatkan sebagai ”Man of the Year” majalah Time, 1984.

Rabu pekan lalu, Rachmat menerima wartawan Tempo Yandi M. Rofiyandi, Gita Lal, dan fotografer Dwianto Wibowo di kantor Panitia Pusat Pelaksana SEA Games di FX Plaza, Senayan, Jakarta. Di tengah wawancara, dia masih sempat melirik alat perekam yang digunakan Tempo. ”Ini kok dari merek lain,” kata Presiden Direktur PT Gobel International itu sambil tertawa.

Apakah Anda yakin SEA Games tetap berlangsung sesuai dengan jadwal?

Apa pun yang terjadi, SEA Games harus terlaksana sesuai dengan jadwal. Semua infrastruktur harus selesai sebelum pertengahan Oktober. Saya melihat para atlet berlatih. Mereka masih punya semangat latihan sehingga kita harus mendukung. Mereka pahlawannya. Kita malu kalau mundur.

Dengan kondisi sekarang, masih mungkinkah membuat SEA Games menjadi ajang olahraga yang menarik dan menguntungkan?

Sebagai ketua panitia penyelenggara (Inasoc), saya optimistis. Saya juga mengajak kawan-kawan di panitia selalu optimistis. Sebelum keputusan presiden turun, kami sudah bekerja tanpa menunggu. Semuanya karena niat membangun olahraga.

Bagaimana Anda menyiasati masalah pencairan dana yang berlarut-larut?

Kami membuat dan mengajukan rencana anggaran. Pemerintah boleh mengecek. Kalau pemerintah bilang dobel dan seterusnya, tak apa-apa. Bagi kami, yang penting dana turun. Kami juga selalu berusaha melakukan efisiensi dan penghematan.

Berapa jumlah kebutuhan dana SEA Games secara keseluruhan?

Sekitar Rp 1,4 triliun. Dana dari pemerintah Rp 1,3 triliun. Dana ini hanya untuk penyelenggaraan, termasuk ASEAN Para Games 11-22 Desember di Solo, Jawa Tengah. Sedangkan infrastruktur, seperti lapangan pertandingan, menjadi tanggung jawab pemerintah daerah melalui APBN dan APBD.

Adakah masalah dalam pencairan dana tambahan di APBN Perubahan?

Semua dipercepat. Siang (Rabu pekan lalu) ini akan turun. Saya kira pemerintah peduli setelah diberi tahu bahwa dana akan mempengaruhi kegiatan. Kalau dana terlambat turun, ada kemungkinan biaya bertambah lagi karena kenaikan harga dan lain-lain.

Apakah keterbatasan anggaran akan mengurangi kualitas pertunjukan SEA Games, misalnya acara pembukaan dan penutupan?

Tidak. Apa pun yang terjadi, kami akan menjaga kualitas acara, dengan anggaran berapa pun. Kami mencoba menampilkan yang terbaik. Kalaupun kurang, apa boleh buat. Tapi kami akan berusaha maksimal. Lihat saja nanti.

Benarkah Anda sempat mengancam akan mundur sebagai penyelenggara?

Saya tak bilang mundur. Saya hanya mengatakan akan menyerahkan kepada pemerintah kalau belum ada kepastian. Kami memberikan gambaran keadaan kritis.

Apakah kejelasan itu termasuk payung hukum dalam penyelenggaraan SEA Games?

Kami tak mau, setelah berbuat sesuatu, nanti dibilang begini dan begitu. Kami selalu dibayangi masalah hukum, aturan main, dan sebagainya. Padahal kami tak mengerti aturan main itu. Jadi lebih baik serahkan kepada pemerintah, yang mengetahui aturan mainnya. Kami berusaha mencari solusi. Ketika mendapat solusi, kami malah dianggap melanggar aturan main. Jadi, kami bingung. Kami mau bergerak, tapi tak bisa karena terhadang peraturan yang tak kami kuasai.

Urusan penjualan tiket dan merchandise juga terikat aturan?

Penjualan tiket dan merchandise harus masuk ke kas negara sebagai pendapatan negara bukan pajak. Kami tak bisa mengelola dana sekarang karena dianggap memakai uang negara. Mesti kami setor dulu ke kas negara, baru bisa dipakai lagi sesuai dengan pengajuan tahun depan. Sudah tak ada waktu. Sedangkan tiket dijual normal pada waktu acara atau paling tidak dua minggu sebelumnya.

Jadi, bagaimana cara mengelola dana dari tiket dan merchandise?

Sekarang sudah boleh. Kami mendapat wewenang mengelola dana dan memakainya langsung tanpa harus masuk ke kas negara dulu.

Lalu bagaimana dengan proses pengadaan barang yang tanpa tender?

Kami tak sembarangan menunjuk mentang-mentang ada peraturan presiden yang disempurnakan pada 15 September. Kami sudah bekerja cukup lama dan mempersiapkan semuanya. Kami tahu siapa yang spesialis dan memenuhi kualifikasi. Sertifikasi dan standar nasional yang dimiliki perusahaan juga sangat penting. Jadi, tak asal murah.

Bagaimana mengawasi proses tender untuk menghindari penyimpangan?

Pemerintah mendampingi melalui Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Menurut saya, itu hal yang bagus untuk koreksi. Kami juga ingin terbuka. Semua proses diawasi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Kejaksaan Agung, serta Kementerian Keuangan.

Apakah sekarang masih ada pengadaan barang melalui tender?

Sekarang sudah tak ada tender. Proses tender memakan waktu 45 hari. Jika dihitung dari tanggal 16 September setelah keluar peraturan presiden, sampai 31 Oktober berarti sudah 45 hari. Tak mungkin lagi. Jadi, kami melakukan hal termudah untuk menghemat waktu, bukan dari sisi prosedur. Kami tetap melalui prosedur. Harus ada perusahaan masuk, pendamping, berita acara, negosiasi harga, dan lain-lain.

Berapa sponsor yang sudah menyatakan kesiapan mendukung SEA Games?

Ada tujuh perusahaan yang menandatangani nota kesepahaman, yaitu Panasonic, Samsung, Garuda, Unilever, Indofood, Indosat, dan MNC Group.

Berapa perkiraan perolehan dana dari sponsor?

Belum bisa dihitung karena baru nota kesepahaman. Sementara kami punya target, ada juga yang mundur karena tak cukup waktu. Banyak pemasok ragu, akan dibayar atau tidak. Saya terus mencoba berbicara kepada kawan-kawan pengusaha, meyakinkan supaya ikut. Ini bagian dari misi mendukung pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi, bukan hanya event yang menghabiskan uang.

Bagaimana mekanisme pengelolaan dana dari sponsor?

Biaya pembukaan, penutupan, dan kaldron menggunakan dana sponsor, tidak dari APBN. Dulu kaldron dari APBN, tapi karena tak jelas, akhirnya saya keluarkan. Jadi berutang dan modal kepercayaan saja.

Apakah tuntutan payung hukum yang jelas dalam setiap pos merupakan dampak skandal korupsi wisma atlet?

Itu domain Kementerian Olahraga. Kami sebagai penyelenggara bekerja profesional.

Bila berbicara tentang SEA Games, orang segera teringat Nazaruddin. Apakah Anda bisa mengubah citra negatif seperti itu?

Itu yang saya mau. Saya ingin mengubah dan membangun citra olahraga. Politik adalah politik. Olahraga ya olahraga. Itu yang menjadi tantangan.

Mengapa Anda bersedia mengurusi SEA Games?

Saya ingin membangun kebanggaan Indonesia melalui SEA Games. Atlet Indonesia berasal dari berbagai daerah dan desa. Olahraga menjunjung tinggi sportivitas, semangat, selalu berusaha, dan kesatria. Saya ingin berbuat sesuatu. Memang banyak kekurangan, seperti soal keputusan pemerintah. Saya baru menerima surat keputusan menjadi ketua harian pada Januari, meski sudah diberi tahu pada Juni tahun lalu. Tapi sebenarnya tahun ini bukan Indonesia yang menjadi tuan rumah SEA Games. Singapura menyerahkannya ke Indonesia. Jadi bukan salah kita juga.

Seberapa besar hambatan birokrasi dalam SEA Games ini?

Besar sekali, apalagi kalau menyangkut keuangan negara. Birokrasi memang berat dan panjang. Sampai saya bilang, kalau sudah enggak mampu, serahkan saja ke pemerintah. Tapi kami dari waktu ke waktu melakukan efisiensi sehingga membangun sistem.

Bagaimana filosofi sebagai pengusaha bisa Anda terapkan dalam pelaksanaan SEA Games?

Saya pengusaha. Orang tua saya membangun industri manufaktur. Kami memiliki filosofi bisnis bahwa kunci sukses perusahaan dengan produk berkualitas ada pada manusia. People before product. Vietnam dalam SEA Games 2003 mengumumkan prestasinya sebagai juara umum dalam pertemuan ekonomi Jepang-ASEAN. Mereka ingin menunjukkan kesiapan sumber daya manusia yang menjunjung tinggi nilai sportivitas. Ada optimisme setelah keberhasilan dalam ajang olahraga. Vietnam pun berhasil menggaet investor karena dianggap memiliki kesiapan sumber daya manusia.

Jadi, ajang ini bisa membangun citra untuk menarik investor?

Event olahraga jangan dilihat sekadar kita mau wah. Ada dampak lain, seperti mendukung program pemerintah dalam menarik investasi. Piala Dunia berlangsung di Afrika Selatan. Apakah Afrika Selatan lebih hebat daripada Indonesia? Stadion mungkin bagus, tapi begitu ke luar stadion, masih rawan juga. Tapi mereka berusaha membangun citra. Mereka bisa membangun kebanggaan sebagai negara Afrika.

Ajang multi-event di luar negeri seperti Olimpiade bisa menghasilkan keuntungan. Apakah hal serupa bisa diharapkan dari SEA Games sekarang?

Kami ingin membangun optimisme dan kepercayaan terhadap Indonesia dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. SEA Games jangan dilihat sebagai bagian tersendiri sehingga dianggap menghabiskan biaya dan berpesta-pora. Ini bagian dari public relations.

Cina mengucurkan anggaran terbesar dalam sejarah Olimpiade dan bisa menghasilkan keuntungan melalui Olimpiade Beijing 2008. Mengapa Indonesia seret mengeluarkan anggaran?

Saya tak mau mengomentari kebijakan pemerintah. Persiapan Olimpiade sepuluh tahun lebih, sedangkan kami kurang dari setahun, jadi agak berbeda. Kami mencoba memaksimalkan dan optimistis bisa seperti Vietnam.

Seandainya Indonesia terpilih kembali menjadi tuan rumah pada tahun mendatang, apa yang bisa dipetik dari SEA Games sekarang ini?

Sebaiknya mesti ada kejelasan, kalau mau diserahkan betul kepada swasta, serahkan seratus persen. Pemerintah memberikan apa, lalu dikelola oleh swasta. Jangan seperti sekarang.

Anda menganggap kegiatan di SEA Games ini sebagai tanggung jawab sosial atau bisnis?

Bisnis. Artinya, saya berharap SEA Games bisa menghasilkan profit. Palembang saya dukung menjadi tuan rumah karena kebijakan desentralisasi. Saya berharap Palembang sukses dan daerah lain meniru.

Apakah benar sukses di SEA Games bisa menjadi batu loncatan untuk masuk kabinet?

Ha-ha-ha…. Gosip saja. Tak ada urusan. Semangat saya hanya ingin mendukung program pemerintah. Sebagai pengusaha, saya tak ingin dilihat hanya bisa merengek kepada pemerintah. Bagian dari komitmen saya membangun industri. Membangun industri itu bukan hanya pabrik, tapi juga membangun masyarakat. Olahraga merupakan bagian membangun manusia.

Rachmat Gobel
Tempat dan tanggal lahir: Jakarta, 3 September 1962 Pendidikan: Doktor Kehormatan dari Universitas Tokushoku, Tokyo, Jepang, 2002 l Sarjana Ilmu Perdagangan Internasional, Universitas Chuo, Tokyo, Jepang, 1987 Karier & Organisasi: Presiden Direktur PT Gobel International l Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri, Teknologi, dan Maritim l Ketua Dewan Pelindung Komite Ekonomi Jepang-Indonesia (IJEC) l Ketua Gabungan Elektronik (Gabel)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus