Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Ini Alasan Anies Pertahankan Industri Tahu Tempe di Kali Item

Anies menyatakan tak akan menutup produksi tahu dan tempe di Kali item. Pencemaran di kali itu menjadi buah bibir menjelang Asian Games 2018.

30 Juli 2018 | 11.34 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jakarta Anies Baswedan menyatakan tak akan menutup produksi tahu dan tempe di kawasan Kali Sentiong, Jakarta Pusat. Keberadaan produksi industri rumahan itu dituding telah menyumbang pencemaran sehingga karena bau dan warna airnya, kali itu juga disebut Kali Item.

Baca:
Anies Beda dengan Sandiaga Soal Penuntasan Kali Item

Anies beralasan tak mau menyetop perekonomian produsen tempe yang masuk kategori kecil dan menengah itu. “Jadi kegiatan usaha boleh jalan, tapi limbahnya dikelola. Sehingga tidak dibuang di sungai," kata Anies di Rasuna Said, Jakarta Selatan, Ahad 29 Juli 2018.

Anies menegaskan itu sekalipun sedang kerepotan mengatasi bau dan pencemaran di kali tersebut terkait pelaksanaan Asian Games 2018, 18 Agustus-2 September nanti. Bau dan pemandangan kali yang kotor dikhawatirkan mengganggu para atlet yang akan mondok di Wisma Atlet Kemayoran di tepian kali itu.

Pernyataan tak kuasa menggusur industri rumahan tempe-tahu pencemar Kali Sentiong pernah disampaikan Kepala Bidang Pengawasan dan Penataan Hukum Dinas Lingkungan Hidup Mudarisin. Dia menuturkan, pencemaran Kali Item, kata Mudarisin, diperparah dengan adanya 150 pembuat tahu dan tempe di sekitar lokasi itu.

Baca:
Jaring Tak Efektif, Bau Kali Item Sampai ke Lobi Wisma Atlet

Mudarisin memperkirakan setiap pembuat tahu-tempe membuang sekitar 200 liter limbah pembuatan makanan berbahan dasar kedelai itu. “Mereka membuangnya ke kali,” ujarnya.

Menurut Mudarisin, Dinas kesulitan untuk menindak tegas atau menutup usaha para pembuat tahu-tempe yang mencemari Kali Item itu. Sebab, para pembuat tahu-tempe itu masuk kategori industri rumahan yang tak memiliki modal untuk membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL). “Jadinya kami hanya bisa melakukan pembinaan,” tuturnya.

Ketua RT 06, RW 03, Sunter Jaya, Waris menjelaskan para pembuat tahu dan tempe tersebar di RT 06, 08, dan 12. Para pembuat tahu dan tempe itu mulai merintis usahanya sejak 1960 dan mulai menjamur pada 1973.

Baca:
Anies Tambah Waring Tutup Kali Item 200 Meter Lagi

Waris menjelaskan, warga setempat kerap menyebut Kali Sentiong dengan Kali Item. Sebab, warna airnya yang hitam dan menguarkan aroma busuk. Adapun Kali Item yang sesungguhnya terletak tidak jauh dengan Kali Sentiong. Dia menjadi sodetan antara Kali Sentiong dengan Kali Sunter.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus