Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Telur bisa diolah menjadi makanan yang lezat. Namun bagi yang sedang menjalani diet, mungkin beberapa orang menyisihkan bagian kuning telur ke daerah pinggiran piring. Namun, apakah benar saat sedang menjalani diet, kuning telur tidak boleh dikonsumsi?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kuning telur dianggap dapat meningkatkan kolesterol dan dikhawatirkan mampu meningkatkan berat badan alih-alih menurunkannya lemak tubuh. Faktanya, saat sedang melakukan diet, kuning telur ataupun telur secara umum adalah salah satu alternatif makanan yang praktis dan bisa ditambahkan ke dalam menu makanan diet harian Anda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Satu buah telur hanya memiliki 78 kalori dan merupakan salah satu makanan rendah kalori yang bernutrisi, terutama pada bagian kuning telur. Selain itu, telur juga kaya akan protein yang membantu menurunkan berat badan dengan cara menimbulkan rasa kenyang dan membantu mengurangi nafsu makan.
Tujuan diet lainnya adalah untuk menjaga kesehatan dan kuning telur seringkali menimbulkan keraguan untuk dikonsumsi karena keyakinan bahwa kuning telur meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh. Telur memang mengandung kolesterol, tetapi, kolesterol yang tinggi tidak serta-merta terjadi hanya karena mengonsumsi kuning telur. Bahkan, sebagian besar kolesterol dalam tubuh yang diproses oleh hati berasal dari lemak jenuh dan lemak trans yang dikonsumsi.
Justru konsumsi kuning telur sangat membantu asupan protein dan nutrisi tubuh.Tidak hanya karena 43 persen protein dalam telur terdapat di kuning telur, tetapi hampir sebagian besar vitamin dan mineral pada telur terkandung dalam kuning telur. Sebab itu, mengonsumsi telur secara utuh akan lebih baik dibandingkan hanya mengonsumi putih telur saja.
Telur juga mengandung banyak nutrisi yang baik bagi tubuh, seperti vitamin A, B, D, dan kolin yang bermanfaat bagi organ otak dan saraf, serta lutein dan zeaxanthin yang bagus untuk mata. Secara garis besar, Anda sebaiknya mengonsumsi maksimal tiga butir telur utuh per harinya saja.
Konsumsi telur ataupun kuning telur dan putih telur secara utuh umumnya tidak menimbulkan risiko kemunculan stroke, penyakit jantung, ataupun kondisi medis lainnya. Namun, pada penderita diabetes tipe 2, konsumsi telur merupakan sesuatu yang perlu diawasi.
Daripada memusingkan apakah saat diet, kuning telur bisa dikonsumsi atau tidak, akan lebih baik bila Anda fokus pada cara memasak atau mengolah telur dan memadukannya dengan makanan bergizi dan bernutrisi lainnya. Kebanyakan penambahan risiko penyakit jantung bukan karena konsumsi telur ataupun kuning telurnya, tetapi karena cara memasak dan pemaduan telur dengan makanan lainnya.
Saat ingin mengolah telur untuk diet, sebaiknya masak telur dengan sedikit minyak atau mentega dan kurangi garam saat membumbui telur. Selain itu, sebaiknya hindari memadukan telur yang dimasak dengan makanan tinggi karbohidrat dan kolesterol, seperti kentang goreng, roti panggang, dan sebagainya.