Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

5 Fakta Permintaan Dana Hibah Mobil Mewah Kodam Jaya ke Pemprov DKI

Kodam Jaya meminta dana hibah kepada Pemerintah DKI, Banten, Jawa Barat, dan pihak swasta. Keperluannya salah satunya untuk membeli mobil mewah.

20 Januari 2023 | 16.20 WIB

Pangdam Jaya Mayjen TNI Untung Budiharto membenarkan pihaknya meminta dana hibah ke Pemprov DKI untuk kendaraan operasional dinas, di Kodam Jaya, Kamis, 19 Januari 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
Perbesar
Pangdam Jaya Mayjen TNI Untung Budiharto membenarkan pihaknya meminta dana hibah ke Pemprov DKI untuk kendaraan operasional dinas, di Kodam Jaya, Kamis, 19 Januari 2023. Tempo/Mutia Yuantisya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Permintaan dana hibah kepada Pemerintah Provinsi atau Pemprov DKI Jakarta tahun ini salah satunya datang dari Kodam Jaya. Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta (Pangdam Jaya) Mayjen TNI Untung Budiharto membenarkan, pihaknya meminta hibah untuk pengadaan mobil dinas operasional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Proposal hibah itu diajukan kepada Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta yang kemudian dianggarkan dalam APBD DKI 2023. Total anggaran hibah untuk Kodam Jaya adalah Rp 11 miliar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Sesuai usulan pemohon kepada kami,” kata Kepala Satpol PP DKI Arifin setelah rapat dengan Komisi A di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Selasa, 17 Januari 2023 dikutip dari Antara.

Kemarin, 19 Januari 2023, Untung memberikan keterangan kepada awak media soal permohonan hibah tersebut. Dia membeberkan alasan mengajukan dana hibah hingga siapa saja pihak yang dimintakan. 

Apa yang mendasari permintaan hibah itu? Berikut keterangan Untung.

1. Minta hibah Rp 56 miliar
Untung menyebut awalnya Kodam Jaya mengajukan proposal hibah senilai Rp 56 miliar. Akan tetapi, menurut dia, Pemprov DKI hanya mengalokasikan Rp 11 miliar.

"Yaudah kami kecilin kualitasnya, kalau dulu Nisan X Trail sekarang Kijang lah," kata dia kepada wartawan di Makodam Jaya, Jakarta Timur, Kamis, 19 Januari 2023.

2. Beli 10 mobil mewah
Dana hibah ini diperuntukkan membeli 10 mobil yang mayoritas berjenis sport utility vehicle (SUV). Rinciannya adalah Toyota Land Cruiser (1 unit), Toyota Land Cruiser Prado (1), Toyota Fortuner (2), dan Toyota Kijang Innova (6).

Hibah mobil mewah itu masuk sub-kegiatan Pencegahan Gangguan Ketenteraman dan Ketertiban Umum melalui deteksi dini dan cegah dini, pembinaan dan penyuluhan, patroli, pengamanan, serta pengawalan.

“Ini untuk layanan pengamanan juga keamanan. Masalah keamanan Jakarta, kan juga dukungan sarana prasarana untuk satuan yang ada,” tutur Arifin.

3. Mobil lama sudah tua
Untung mengatakan alasan meminta dana hibah kepada Pemprov DKI untuk mobil dinas operasional. Sebab, usia mobil eksisting sudah tua. “Sekarang kami ajukan mobil. Kodam Jaya itu terakhir 2014, mobilnya sudah tua-tua,” ujar dia.

4. Anggaran dari pemerintah pusat dinilai kurang
Untung membeberkan anggaran pertahanan Indonesia hanya di kisaran 0,6-0,7 persen sesuai perhitungan Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB). Dia tak menyebut angkanya, tapi dinilai sangat kurang.

“Padahal TNI kan bangun juga, tapi itu pasti kedodoran (untuk pemeliharaan). Makanya, Komandan itu pasti berinovatif untuk memelihara pasukannya dan anggaran yang paling gede itu di masing-masing pemerintah daerah,” jelas dia.

5. Minta hibah ke Banten, Jabar, dan swasta
Kodam Jaya tak hanya meminta dana hibah kepada Pemprov DKI. Menurut Untung, proposal hibah juga dilayangkan kepada Pemprov Banten dan Jawa Barat. 

Kodam Jaya pun meminta bantuan swasta melalui program Corporate Sosial Responsibility (CSR). “Jadi strateginya tentara, mencoba mencari anggaran di luar Dipa. Bisa CSR, itu kayak bangun bangunan yang dibutuhkan masyarakat misalkan masjid sama GOR (Gelanggang Olahraga),” ujar Untung. 

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Mutia Yuantisya

Mutia Yuantisya

Alumnus Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Padang ini memulai karier jurnalistik di Tempo pada 2022. Ia mengawalinya dengan menulis isu ekonomi bisnis, politik nasional, perkotaan, dan saat ini menulis isu hukum dan kriminal.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus