Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang sikiater anak dan dewasa dari Scottsdale, Arizona, Amerika Serikat, Dr. Anna Shier, mengungkapkan kebiasaan anak mengurutkan benda kerap dikhawatirkan sebagai salah satu gejala autisme. Orang tua baru boleh khawatir ketika anak hanya fokus menjajarkan tanpa peduli akan cara memainkan dan juga lingkungan sekitar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anak-anak yang mengidap autisme biasanya tidak peduli fungsi sebuah benda. Jika anak masih mampu bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan serta memainkan benda sebagaimana mestinya, berarti tidak ada yang salah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Mengurutkan benda adalah momen bagi anak mengeksplorasi lingkungan. Jika mereka hanya terpaku pada benda-benda yang berurutan dan tidak tertarik mengeksplorasi lingkungan atau bermain-main dengan hal baru, ada sesuatu yang patut dicurigai,” ujar Shier.
Artikel terkait:
Mengenal 5 Gejala Autisme Sesuai Kelompok Umur
Menelisik Apa Penyebab Autisme dan Tanda-tandanya
Riset: Autisme Dapat Terdeteksi sejak Anak Berusia 6 Bulan
Untuk memastikan apakah anak mengidap autisme, harus dilakukan pengamatan lain secara menyeluruh dan mendalam. Pasalnya, gemar menjajarkan benda atau melakukan sesuatu secara berulang-ulang tanpa peduli lingkungan sekitar hanyalah salah satu dari banyak gejala autisme.
“Hal paling aman untuk dilakukan adalah memeriksakan ke dokter anak,” kata Shier.
Melakukan sesuatu secara berulang dan meletakkan benda sesuai urutan juga salah satu gejala OCD (obsessive-compulsive disorder) atau gangguan obsesif kompulsif. Namun, pada pengidap OCD, obsesi untuk merapikan benda bisa menyebabkan kelelahan, kecemasan berlebih, dan gangguan psikologis lain seperti sulit tidur dan depresi.
Kabar baiknya, OCD sangat jarang terjadi pada balita. Jika anak hanya gemar mengurutkan benda tanpa disertai gangguan psikologis, tidak perlu curiga berlebih terhadap OCD. Nikmati saja fase perkembangan anak yang unik ini.