Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bogor - Ketakutan mencekam warga perumahan Royal Citayam Residence, Bojong Gede, Kabupaten Bogor, setelah kemunculan puluhan anak ular kobra. Warga di sana berusaha mencari cara untuk menghindarkan pertemuan dengan ular-ular yang berbisa tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mereka mengikuti setiap arahan yang diberikan pawang maupun anggota komunitas pecinta reptil yang ada di lokasi. Pawang dan pecinta reptil datang untuk membantu evakuasi satwa melata itu dan menyisir asal ular-ular itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Awalnya saya tabur garam di sekitar rumah, eh kata si mas itu pakai pewangi, ya sudah saya tebar kamper," ucap seorang warga, May Ratnasari, saat ditemui di rumahnya di Royal Citayam Residence, Senin 9 Desember 2019.
Terlihat dia menebar di halaman, teras dan bagian dalam rumahnya. Kamper bisa ditemukan hingga di luar pagar rumahnya. Sedang di dalam rumah, ditebarkannya di ruang tamu hingga kamar tidur dan kamar mandi.
May trauma karena dua dari 31 anak ular kobra yang sudah dievakuasi ditemukan dari dalam rumahnya. "Lah iya, semalam datang lagi, ya sudah ini saya taburi (kamper) banyak biar (ular) gak datang lagi. Takut banget," ucap May.
Situasi satu sudut sekitar perumahan Royal Citayam Residence, Senin 9 Desember 2019. Perumahan ini dihebohkan dengan penemuan puluhan anak ular kobra yang membuat warganya tercekam. TEMPO/M.A MURTADHO
Ketua Komunitas Pecinta Reptil Action (Animal Education and Socialitation), Rizky Maulana, mengamini ketakutan yang mencekam warga perumahan itu. Dia mengakui yang memberi saran menebar pewangi karena, menurutnya, ular kobra suka mendatangi dan bersarang di tempat kotor dan bau.
Area yang bersih atau wangi, Rizki menerangkan, tidak akan disenangi ular. "Tapi biasa saja, tidak usah lebay seperti itu. Secukupnya saja," kata Rizki setelah melihat apa yang dilakukan May.
Rizki juga menyarankan warga perumahan Royal Citayam Residence menjaga lingkungan dan rajin kerja bakti membersihkan kebun, semak belukar, dan juga tumpukan sampah. "Ya intinya sih jaga kebersihan lingkungan ya. Jangan setelah ada kasus, baru deh bersih-bersih," ucap Rizki.