Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Bina Marga DKI Jakarta memastikan penataan atau revitalisasi trotoar di Jakarta akan dikerjakan secara berkelanjutan, meski Gubernur DKI Anies Baswedan lengser pada 16 Oktober 2022. Sebab, pembangunan trotoar bersifat sustainable atau berkelanjutan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Semangat kita membangun Jakarta tidak berhenti pada masa atau periode jabatan Gubernur tapi berkembang sampai ke depan. Bicara membangun trotoar itu adalah sustainable atau berkelanjutan,” kata Kepala Dinas Bina Marga DKI Hari Nugroho dalam keterangan tertulis, Senin, 3 Oktober 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Walaupun masa kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Riza Patria selesai, bukan berarti penataan di Ibu Kota ikut berhenti.
Kepala Dinas Bina Marga DKI itu mengatakan sudah mempunyai rencana induk untuk membangun trotoar di Jakarta dengan prioritas, tahapan, dan urutan yang telah ditentukan.
“Tidak ada namanya peralihan pimpinan atau gubernur menjadikan program penataan trotoar jadi berhenti. Semua pimpinan yang menggantikan ke depan pasti akan menjalankan,” ujarnya.
Pemprov DKI Jakarta telah membangun dan merevitalisasi trotoar sepanjang 265 kilometer selama lima tahun, yaitu pada 2017-2022. Hari mengatakan angka ini belum ideal lantaran baru 10-15 persen dari total panjang trotoar di Jakarta yang mencapai 2.600 kilometer.
“Kalau Jakarta menjadi Kota Global, PR-nya masih banyak. Trotoar masih 85 persen yang belum dikerjakan secara ideal. Sekarang sudah tidak zaman trotoar lebarnya 1,5 meter. Itu yang nanti akan kita kembangkan,” katanya.
Berdasarkan analisa dari lnstitute for Transportation and Development Policy (ITDP), revitalisasi trotoar di Jakarta sangat berpengaruh terhadap perubahan perilaku warga Jakarta sehari-hari.
Revitalisasi trotoar disebut berdampak pada perpindahan orang yang eningkat hampir 60 persen. Kemudian, peralihan dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum meningkat 20-30 persen. “Apalagi nanti setelah MRT Fase 2 LRT juga beroperasi, saya yakin peningkatan ridership MRT dan LRT meningkat jauh,” ucapnya.