Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Tangerang - Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Tangerang bakal membangun sebanyak 200 sumur resapan sebagai langkah antisipasi krisis air tanah di wilayah setempat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tiap kecamatan diharapkan membuat sumur dengan kedalaman dua meter agar persediaan air ketika kemarau dapat diatasi," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Tangerang, Syaifullah di Tangerang, Senin, 6 Mei 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Syaifullah, pada 2018 telah dibangun 100 sumur resapan terbanyak di Kecamatan Rajeg, Pasar Kemis, Kelapa Dua dan Cikupa. Program itu bertujuan agar tanah dapat menyerap air ketika hujan dan tidak terbuang percuma mengalir ke saluran atau ke sungai.
"Jika hujan tiba, air tersebut selayaknya tersimpan dalam sumur serta dapat dijadikan cadangan saat diperlukan," kata Syaifullah.
Krisis air bersih sebelumnya mengemuka di Kecamatan Rajeg. Hal itu terungkap dari penelitian Bidang Geologi dan Air Tanah Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM) Provinsi Banten. Dinas ESDM Banten menilai dari keseluruhan 29 kecamatan yang ada di Kabupaten Tangerang, Rajeg termasuk dalam zona merah. Hal itu berarti di Kecamatan Rajeg kondisi air tanahnya sudah mulai kritis dan rusak dari segi kualitas maupun kuantitas.
Menanggapi krisis tersebut, Syaifullah mengatakan pihaknya memiliki tugas melakukan konservasi lingkungan hidup, termasuk sumber air dan penanganannya yaitu dengan pembuatan sumur resapan. Sumur resapan tersebut merupakan salah satu program untuk penyediaan air tanah khusus untuk masyarakat.
Syaifullah mendorong agar penggunaan air tanah menjadi alternatif terakhir dan menyarankan warga lebih memanfaatkan air PDAM untuk kebutuhan mandi, cuci dan keperluan rumah tangga lainnya.