Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Bedanya Gejala Penyakit Usus Buntu Dewasa, Anak, dan Ibu Hamil

Tidak semua gejala dapat dirasakan oleh penderita penyakit usus buntu sehingga pemeriksaan dokter sangat diperluka

23 Agustus 2019 | 14.29 WIB

Ilustrasi sakit perut. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi sakit perut. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit usus buntu merupakan peradangan dan infeksi pada usus buntul. Ini merupakan kondisi darurat medis yang dapat mengancam jiwa seseorang. Segala kalangan usia, baik dewasa, anak-anak, atau lansia dapat mengalami penyakit usus buntu. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Sebab itu, sangat penting mengetahui gejala-gejala penyakit usus buntu. Salah satu gejala usus buntu yang paling khas adalah nyeri perut. Namun, ada berbagai gejala usus buntu lain yang bisa dirasakan oleh penderitanya.

Berikut ini beberapa gejala penyakit usus buntu yang biasanya sering dialami.

1. Nyeri di perut kanan bagian bawah
Nyeri di perut kanan bagian bawah merupakan gejala usus buntu yang paling jelas. Nyeri ini akan terasa sangat menyakitkan, dan datang secara tiba-tiba dari sekitar pusar serta turun ke area kanan bawah. Awalnya nyeri ini terasa seperti kram, namun bertambah buruk ketika bergerak, batuk, atau bersin. Nyeri biasanya tidak hilang hingga usus buntu yang meradang diangkat dengan operasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

2. Demam ringan
Penyakit usus buntu mampu menyebabkan demam ringan antara 37-38?. Selain itu, Anda juga dapat merasakan kedinginan. Jika usus buntu pecah, infeksi yang terjadi akan membuat demam Anda meningkat menjadi lebih dari 38?, serta terjadi pula peningkatan denyut jantung.

3. Mual dan muntah
Mual dan muntah bisa muncul akibat penyakit usus buntu. Kondisi ini memang menjadi gejala dari kondisi lain. Namun jika disertai nyeri perut dan demam ringan, mual dan muntah diduga menjadi tanda dari usus buntu.

4. Nafsu makan berkurang atau bahkan tidak ada
Mual dan muntah yang Anda alami tentu akan berpengaruh pada nafsu makan. Saat mengalami penyakit usus buntu, nafsu makan Anda akan berkurang, atau bahkan merasa tidak nafsu untuk makan.

5. Diare atau sembelit
Penyakit usus buntu juga mampu menyebabkan gangguan pencernaan, seperti diare atau sembelit. Hal ini diakibatkan oleh peradangan pada usus buntu Anda yang dapat memengaruhi saluran pencernaan.

6. Perut kembung
Ketika terkena penyakit usus buntu, Anda dapat mengalami kesulitan untuk kentut. Hal ini membuat gas dalam perut menjadi menumpuk sehingga menyebabkan perut kembung. Perut yang kembung bisa membuat Anda merasa tidak nyaman.

Tidak semua gejala dapat dirasakan oleh penderita usus buntu sehingga pemeriksaan dokter sangat diperlukan. Selain itu, meski sebagian besar orang yang menderita penyakit usus buntu memiliki gejala yang sama, namun sebagian lainnya menunjukkan gejala yang agak berbeda.

Begitu juga pada anak-anak dan ibu hamil. Sebagian besar anak akan mengeluhkan sakit perut yang tajam ketika mengalami penyakit usus buntu. Namun, ada pula gejala-gejala usus buntu lainnya, seperti:

  • Perut anak menjadi bengkak atau kembung
  • Perut anak terasa lunak namun sakit saat disentuh
  • Jumlah sel darah putih dalam tubuhnya meningkat
  • Demam yang ringan atau tinggi
  • Anak jarang atau sama sekali tidak buang air besar
  • Berjalan membungkuk karena perut terasa sakit
  • Berbaring miring dengan paha menyentuh perut untuk menahan rasa sakit
  • Mual dan muntah yang disertai dengan kelelahan

Anak-anak mungkin tidak dapat menggambarkan gejala yang dirasakan dengan jelas. Ketika Anda merasa curiga anak Anda menunjukkan gejala usus buntu, sebaiknya segera periksakan mereka ke dokter.

Penyakit usus buntu juga dapat terjadi pada ibu hamil, meski jarang. Gejalanya mirip dengan gejala penyakit usus buntu pada umumnya. Namun, posisi usus buntu pada perut wanita hamil lebih tinggi karena janin yang sedang tumbuh menggeser posisi usus. Sebab itu, rasa nyeri di bagian kanan perut posisinya menjadi lebih ke atas.

Selain itu, demam dan diare lebih jarang terjadi pada wanita hamil yang mengalami penyakit usus buntu. Namun, ada gejala lain yang lebih khas, seperti sulit atau terasa sakit saat buang air kecil, dan terjadi kontraksi rahim.

Jika usus buntu telah meradang dan pecah, maka dapat membahayakan ibu dan janin. Akan tetapi, operasi usus buntu pada ibu hamil merupakan prosedur yang aman dilakukan untuk mengangkat usus buntu dengan risiko komplikasi yang rendah. Prosedur operasi ini dikenal dengan apendektomi laparoskopi.

Penyakit usus buntu akan sangat berbahaya jika dibiarkan karena dapat menyebabkan usus buntu pecah, dan infeksi meluas ke seluruh perut hingga berisiko menyebabkan kematian. Operasi usus buntu atau pembedahan untuk mengangkat usus buntu diperlukan untuk mencegah terjadinya risiko tersebut.

Dokter akan segera mengangkat usus buntu Anda untuk menghindari pecahnya usus buntu. Namun, jika usus buntu telah membentuk kantung nanah (abses), maka Anda harus melakukan dua prosedur, yaitu mengeringkan abses dan menghilangkan usus buntu. 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus