Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ada kepercayaan masyarakat soal radang usus buntu yang dapat terjadi jika menelan biji-bijian, seperti biji cabai. Alhasil, banyak orang yang memisahkan biji dari cabai sebelum memakannya. Padahal, hal ini belum terbukti benar secara medis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mitos ini pun diluruskan oleh spesialis penyakit dalam RA Adaninggar. Melalui unggahan di Instagram, ia menyebut biji cabai sampai saat ini belum terbukti dapat memicu peradangan atau penyakit usus buntu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kasus ini sangat jarang terjadi. Biasanya peradangan terjadi karena adanya sejumlah faktor hingga membuat usus buntu meradang, bengkak, dan bernanah,” ujar Ning.
Hal ini semakin diperkuat penelitian yang diterbitkan di Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine, di mana jambu dengan biji yang lebih kecil dari cabai atau biji buah lain sangat kecil potensinya menyebabkan penyakit usus buntu. Dari hampir 1.400 penderita usus buntu, hanya satu kasus radang yang disebabkan oleh biji buah. Artinya, risiko mengalami masalah usus buntu akibat makan jambu biji atau biji buah lain hanya sekitar 0,05 persen.
Melansir dari Johns Hopkins Medicine, ada sejumlah faktor yang diduga dapat menyebabkan radang usus buntu, misalnya: penumpukan tinja yang mengeras, penebalan atau pembengkakan jaringan dinding usus buntu karena infeksi di saluran pencernaan atau bagian tubuh lain, pertumbuhan parasit di pencernaan, misalnya infeksi cacing kremi atau askariasis, kondisi medis tertentu seperti tumor pada perut, atau masalah pencernaan lain.
Ning juga menjelaskan apabila biji tersebut tertelan maka pada umumnya dapat dikeluarkan dari tubuh secara alami. Ini karena sistem pencernaan manusia sudah punya cara khusus untuk melumatkan makanan yang dimakan. Setelah dikunyah di dalam mulut, makanan akan dihancurkan oleh enzim-enzim pencernaan.
Baca juga: Simak, Ini 11 Gejala Penyakit Usus Buntu