Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN), Puskesmas Kecamatan Cengkareng Kota menyasar 15.035 balita untuk mendapatkan imunisasi tambahan yang digelar selama sebulan, yaitu terhitung sejak 1 hingga 31 Agustus 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sebanyak 15.035 balita mulai dari usia 9-59 bulan akan mendapatkan imunisasi tambahan Campak-Rubella dan imunisasi kejar seperti Polio hingga Dpt-Hb-Hib,” kata Kepala Puskesmas Kecamatan Cengkareng Kota Sulung Mulia Putra dalam keterangannya, Senin, 8 Agustus 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Sulung, jumlah tersebut merupakan hasil dari pendataan yang dilakukan tim Puskesmas kelurahan yang bekerjasama dengan pihak kader Posyandu.
Dalam memperingati Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN), ia berharap para orang tua yang belum mendapatkan imunisasi tambahan maupun imunisasi kejar, segera membawa anaknya ke Posyandu atau Puskesmas.
Adapun jumlah Posyandu untuk mendapatkan imunisasi, yaitu Cengkareng Barat (30 posyandu) Cengkareng Timur (24 posyandu) Rawa Buaya (16 posyandu), Duri Kosambi (29 posyandu), Kapuk (38 posyandu), dan Kedaung Kali Angke (15 posyandu).
Bulan Imunisasi Anak Nasional dilaksanakan untuk menghentikan transmisi virus Campak dan Rubela setempat (indigenous) di semua kabupaten/kota di wilayah Indonesia pada 2023 dan mendapatkan sertifikasi eliminasi Campak dan Rubela/CRS pada 2026dari SEARO.
Selain itu, kegiatan ini juga untuk mempertahankan Indonesia bebas Polio dan mewujudkan eradikasi Polio global pada 2026, serta mengendalikan penyakit Difteri dan Pertusis di wilayah Kecamatan Cengkareng.
Kementerian Kesehatan RI mencatat selama pandemi Covid-19, cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi turun drastic, sehingga terjadi kesenjangan imunitas. Jika, kesenjangan imunitas tidak segera dikejar, maka akan terjadi peningkatan kasus dan kejadian luar biasa (KLB) yang bisa menjadi beban ganda di tengah pandemi.
Dampak dari penurunan cakupan imunisasi dapat dilihat dari adanya peningkatan jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan terjadinya KLB PD3I seperti campak, rubela dan difteri di beberapa wilayah.
Ada sekira lebih dari 1,7 juta bayi di Indonesia yang belum mendapatkan imunisasi dasar selama periode 2019-2021. Dari jumlah tersebut, ada lebih dari 600 ribu atau sekitar 37,5 persen bayi berasal dari wilayah Jawa dan Bali.
MUTIA YUANTISYA