Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bogor - Ketua RT 01/07 Kelurahan Sempur, Amarullah, menyebut lokasi di sungai Ciliwung tempat Syahdan, bocah berusia 12 tahun hanyut, bukan kali ini saja memakan korban. Amar menyebut pada tahun-tahun sebelumnya pun pernah ada korban yang sama, hilang dan tenggelam saat memasuki kali itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sehingga dari rentetan kejadian itu, dia berharap pemerintah Kota Bogor memasang pelang himbauan dan kalau perlu larangan bagi warga untuk bermain dan berenang di Ciliwung, tepatnya di pusaran air atau kobak sedongan. "Cukuplah Syahdan yang terakhir menjadi korban di sini," ucap Amar kepada Tempo di lokasi kejadian, Taman Sempur, Kota Bogor, Sabtu 7 Desember 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Amar mengatakan sejak dari dulu warga di lokasi kejadian selalu menghimbau keras, bahkan keras melarang siapapun untuk bermain dan berenang di sedongan sungai Ciliwung, tepatnya di bawah skate park Taman Sempur, Kota Bogor. Sebelumnya, pada awal tahun 2018, kata dia, seorang pengunjung taman terpeleset jatuh ke sungai dan tewas setelah 6 jam tenggelam.
"Tiap tahun selalu ada, kami berharap Pemerintah Kota aktif memberi dan memasang himbauan di sini," kata dia.
Salah satu warga setempat, Nurry, 36 tahun, membenarkan sejak dulu warga dilarang untuk bermain atau berenang di lokasi yang sering terjadi orang jatuh ke sungai dan menjadi korban. Bahkan Nurry menyebut warga asli setempat, sudah tidak pernah ada lagi yang bermain-main di area tersebut. "Kalau ada orang yang berenang di sini, warga di sini suka teriak-teriak melarang," ucap Nurry.
Nurry menyebut lokasi tersebut terkenal angker. Di situ terkadang ada luapan air besar yang tiba-tiba datang. "Iya harusnya dipasang plang himbauan, agar warga tahu kalau di sini berbahaya buat main," Nurry berharap.
Seperti diketahui, Syahdan dilaporkan tenggelam dan hanyut setelah sebelumnya terpeleset di Sungai Ciliwung di Taman Sempur, Kota Bogor pada Jumat sore, 6 Desember 2019. Pencarian hingga malam harinya tak membuahkan hasil. Baru pada Sabtu pagi ini jasadnya ditemukan terjepit di antara bebatuan di lokasi dia terpeleset.