Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Dampak Kemarau Panjang, Warga Kampung di Hambalang Ramai-ramai Gali Mata Air

Kemarau panjang yang sedang terjadi berdampak kekeringan dan kesulitan air bersih untuk 217 keluarga di kampung itu.

2 Oktober 2023 | 09.46 WIB

Warga mencari dan menggali mata air untuk mengatasi dampak kemarau panjang di Kampung Tajur Tapos, Hambalang, Kabupaten Bogor, Ahad 1 Oktober 2023. TEMPO/M.A MURTADHO
Perbesar
Warga mencari dan menggali mata air untuk mengatasi dampak kemarau panjang di Kampung Tajur Tapos, Hambalang, Kabupaten Bogor, Ahad 1 Oktober 2023. TEMPO/M.A MURTADHO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Bogor - Warga Kampung Tajur Tapos RT 19/06, Hambalang, Kabupaten Bogor, bergotong royong menggali sumber air yang ada. Kemarau panjang yang sedang terjadi berdampak kekeringan dan kesulitan air bersih untuk 217 keluarga di kampung itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dengan alat seadanya, warga yang dikomandoi oleh Ketua RT Warkoh langsung mencari dan menggali mata air yang ada di sekitar kampung mereka. "Awal kami mencari dulu titik yang ada mata airnya, setelah itu kami gali. Air kami alirkan ke toren dan kemudian kami alirkan ke keluarga terdampak kekeringan," katanya pada, Ahad 1 Oktober 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Warkoh mengatakan, musim kemarau yang panjang ini menyebabkan warga tidak hanya kesulitan air bersih untuk keperluan minum, mandi, cuci dan kakus. Tapi juga untuk ternak dan tani. Mereka berharap bisa menemukan dan eksploitasi lebih banyak lagi mata air untuk semua kebutuhan itu.

Dalam pengerjaannya, Warkoh mengungkapkan, warga membeli mesin air, pipa dan toren dari dana bantuan yang diperoleh dari BPBD dan CSR satu perusahaan yang ada di sekitar kampung. Idealnya, Warkoh mengatakan, yang dibuat adalah sumur bor tapi dana diaku tak mencukupi.

"Kalau mata air terlalu kecil kami akan gali lebih dalam," katanya sambil menambahkan, "Meskipun mata airnya kecil, setidaknya bisa meminimalisir kekeringan yang melanda warga."

Satu di antra warga terdampak kemarau panjang, Arif Rahman, menyatakan berterima kasih kepada warga lainnya yang mau bergotong royong membuatkan aliran dari mata air. Dia mengungkapkan kalau selama hampir tiga bulan ini harus membeli air untuk kebutuhan sehari-hari. Tapi itu pun terkadang truk tangki air telat datang.

"Mungkin harus melayani wilayah lain yang lebih kekeringan," katanya sambil menambahkan harapannya aliran dari mata air berkelanjutan. 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus