Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Karang dalam Gabion? Ini Penjelasan Anak Buah Anies

Dua anak buah Anies Baswedan langung merespons kritik karang dalam Gabion atau Bronjong di Bundaran HI.

25 Agustus 2019 | 07.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Dinas Kehutanan DKI memasang instalasi Gabion atau Bronjong di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, 21 Agustus 2019. Instalasi Gabion menjadi pengganti Instalasi Getih Getah yang telah dirobohkan. TEMPO/Imam Hamdi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsita mengaku tidak mengetahui jenis batu yang dipakai dalam instalasi Gabion berasal dari terumbu karang. Menurut anak buah Gubernur Anies Baswedan itu, dia hanya menerima dari toko penjual batu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengakuan diungkap bekas presenter televisi kini pemerhati isu lingkungan, Riyanni Djangkaru. Komunikasi dengan Suzi terjadi setelah dia mengungkap bahwa instalasi pengganti Bambu Getih Getah di kawasan Bundaran HI itu menggunakan skeleton karang dari terumbu karang yang dilindungi undang-undang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Yang dia tahu ketika proyek disetujui, pembangunan proyek itu memesan dari toko batu dan itu yang dikirim," kata Riyanni saat dihubungi Sabtu malam, 24 Agustus 2019.

Pernyataan serupa, menurut Riyanni, juga disampaikan staf Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sekaligus anggota Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) DKI, Naufal Firman Yursak. Kata Riyanni, Naufal berjanji menindaklanjuti kritik soal karang dalam gabion.

Riyanni menyatakan menghargai keterbukaan para anak buah Gubernur Anies Baswedan itu dalam menerima kritik darinya. Namun dia juga mengaku telah meminta pemerintah DKI terbuka kepada publik mengenai asal-muasal batu untuk gabion.

"Aku bilang ya baiknya sih kita move on ke hal yang untuk memperbaikinya aja," katanya. 

Sebelumnya, Riyanni lewat akun media sosialnya memastikan bebatuan instalasi Gabion Anies merupakan terumbu karang yang sudah mati. Karang itu dipakai untuk membuat jalan setapak dan juga ditumpuk dalam Gabion atau Bronjong. 

Riyanni mencoba memegang batuan yang dihamparkan di sekitar instalasi. Menurut dia, beratnya terasa ringan mirip dengan karang lunak. Corak khusus di batu pun tampak seperti terumbu karang. 

"Lalu nanti begitu masuk dari area jalan yang dipenuhi batu merah tersebut, di bawah itu kelihatan ada skeleton batu karang otak, brain coral," katanya.

 

Lani Diana

Lani Diana

Menjadi wartawan Tempo sejak 2017 dan meliput isu perkotaan hingga kriminalitas. Alumni Universitas Multimedia Nusantara (UMN) bidang jurnalistik. Mengikuti program Executive Leadership Program yang diselenggarakan Asian American Journalists Association (AAJA) Asia pada 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus