Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kisruh Lahan Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Ini Ancaman Warga

Tuntutan warga adalah ganti rugi lahan dan bangunan mereka yang tergusur proyek pembangunan landasan pacu atau runway 3 Bandara Soekarno-Hatta.

24 Juni 2019 | 22.51 WIB

Seorang anak suku Bajo di Pulau Papan bermain layang-layang dalam acara Togean Internasional Oceanic Festival (TIOF) 2018 di Kepulauan Togean, Tojo Una-una, Sulawesi Tengah, Rabu, 8 Agustus. TEMPO/Nita Dian
material-symbols:fullscreenPerbesar
Seorang anak suku Bajo di Pulau Papan bermain layang-layang dalam acara Togean Internasional Oceanic Festival (TIOF) 2018 di Kepulauan Togean, Tojo Una-una, Sulawesi Tengah, Rabu, 8 Agustus. TEMPO/Nita Dian

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Tangerang- Warga sekitar Bandara Soekarno-Hatta yang mempersoalkan uang ganti rugi lahan proyek Runway 3 mengancam terus memblokir jalan sampai tuntutan mereka dipenuhi. Bahkan, warga mengamcam bermain layang-layang di bandara.

"Ide layang-layang, anak-anak yang memainkan. Pembakaran ban dan blokir jalan adalah tindakan masyarakat yang emosinya sudah tidak terbendung lagi," ujar koordinator aksi Wawan Setiawan pada Senin, 24 Juni 2019.

BacaAlasan Angkasa Pura Kebut Bangun Runway 3 Bandara Soekarno 

Tuntutan warga adalah ganti rugi lahan dan bangunan mereka yang tergusur proyek pembangunan landasan pacu atau runway 3 Bandara Soekarno-Hatta yang hingga kini belum mereka terima. Ratusan warga dari sejumlah RT di Desa Rawa Rengas yang ada disekitar Bandara Soekarno-Hatta sejak pagi hingga siang melakukan pemblokiran jalan Perimeter Utara, salah satu akses ke Bandara Soekarno-Hatta. Mereka menutup jalan dengan batu, kayu dan membakar ban bekas.

Wawan mengakui aksi unjukrasa kali ini tergolong ekstrim bagi Bandara Soekarno-Hatta karena diwarnai pembakaran ban di beberapa titik dan ada juga penaikan layang layang. "Artinua kemarahan warga yang memuncak."

Baca jugaKisruh Lahan Runway 3, Warga Blokir Jalan Bandara Soekarno-Hatta

Wawan yang mengklaim demo ini diikuti sekitar 400 warga akan terus dilakukan sampai tuntutan mereka terpenuhi. "Kami tidak akan membuka perimeter utara, sampai ada penyelesaian dari Angkasa Pura II," katanya.

Menurut Wawan, masih banyak warga yang belum menerima ganti rugi. Dia menyebutkan ada sekitar 715 jiwa yang terdiri dari 145 kepala keluarga yang tinggal di sejumlah RT dan RW sekitar Bandara Soekarno-Hatta.

JONIANSYAH HARDJONO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini


Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus