Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pasangan suami istri, M. Salim (68 tahun) dan Oon (61 tahun) mengalami kecelakaan akibat tertimpa bendera partai politik saat naik sepeda motor di Flyover Kuningan, Jakarta Selatan. Kecelakaan itu terjadi pada Rabu, 17 Januari 2024, pukul 09.45, ketika Salim yang mengemudikan motor kaget ketika bendera itu menutupi pandangannya, lalu dia oleng dan terjatuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah kejadian itu, Salim meminta agar alat peraga kampanye (APK) yang dipasang di pembatas Flyover Kuningan ditertibkan, termasuk di jembatan layang yang lain.
"Kalau bisa jangan sampai ada bendera-bendera kayak gitu lagi di pinggir. Untuk orang lain juga berbahaya, soalnya bukan saya aja korbannya," kata Salim di rumah anaknya di Jalan Terate, Kembangan, Jakarta Barat, Jumat, 19 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salim menduga bahwa selama ini bukan hanya dia dan istrinya saja yang jadi korban tertimpa bendera partai. Pada saat dia dan istrinya kecelakaan jatuh dari motor, mereka ditolong oleh ojol (ojek online) dan sopir Grab Car. Salim ingat ojol yang menolongnya mengatakan bahwa kecelakaan akibat bendera partai di Flyover Kuningan bukan yang pertama.
Kecelakaan tunggal ini lantas diunggah ke media sosial oleh seorang warganet agar viral dan ada penindakan terhadap atribut kampanye yang membahayakan. "Katanya viralkan aja lagi, kebiasaan dari kemarin, bukan bapak aja yang korban," ucap Salim menirukan perkataan ojol yang menolongnya.
Lokasi pasutri yang mengalami kecelakaan lalu lintas di Flyover Kuningan akibat sepeda motornya tersangkut bendera partai politik, Kamis, 18 Januari 2024. Tempo/M. Faiz Zaki
Berdasarkan pantauan Tempo di lokasi, sisi kiri pagar pembatas jembatan layang itu terlihat lebih banyak dipasangi bendera. Ada bendera Partai Golkar, Partai Gerindra, PKB (Partai Kebangkitan Bangsa), PKN (Partai Kebangkitan Nusantara), PPP (Partai Persatuan Pembangunan), Partai Demokrat, dan PDI Perjuangan. Sedangkan di sisi kanan jembatan hanya terlihat bendera Partai NasDem.
Bendera partai itu hanya diikat pada sebilah bambu yang diikat dengan kabel ties hitam ke besi pembatas flyover. Salim mengingat bahwa bendera yang mencelakainya itu berlogo PKB.
"Ukurannya standar, itu bendera putih hijau, gambarnya sih PKB," katanya.
Usai Salim dan Oon kecelakaan, bendera partai politik yang berjejer di Flyover Kuningan hingga kini belum dicopot. Beberapa bendera terlihat hampir jatuh karena ikatan yang mulai longgar.
M. Salim (kanan) dan Oon (kiri), korban kecelakaan lalu lintas akibat tertimpa bendera partai politik di Flyover Kuningan. Tempo/M. Faiz Zaki
Padahal, kalau jatuh, bendera itu bisa menghalangi satu lajur jalan di Flyover Kuningan. "Itu emang semrawut ikatan-ikatan itu, bambunya lumayan hampir makan setengah jalan," ujarnya.
Akibat kecelakaan tertimpa bendera pantai, Salim mengalami luka lecet di kaki dan keselo. Istrinya Oon mengalami cedera lebih parah, yaitu tulang kering kaki kirinya patah, pergelangan kirinya juga patah, serta lecet di kaki.
Pilihan Editor: Tak Berhak Copot Alat Peraga Kampanye di Lokasi Terlarang, Satpol PP DKI: Kami Bukan Eksekutor