Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Luka sekecil apa pun di rongga mulut sering disebut sariawan. Padahal masalah kesehatan di rongga mulut tidak melulu sariawan. Dalam kamus medis, sariawan disebut stomatitis aftosa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setiap orang pasti mengalami sariawan minimal sekali seumur hidup. Penyakit ini menyerang mukosa atau jaringan lunak di dalam rongga mulut. Sariawan muncul dengan tanda yang khas. Bentuknya menyerupai kawah. Jika dilihat dari atas tampak bulat atau oval dengan tepi berwarna merah, pertanda ia mengalami peradangan. Dasar lukanya putih kekuningan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tanda terakhir yang paling penting, terasa sakit dan tidak disertai demam. Kalau Anda demam dan tidak merasakan sakit, itu bukan sariawan,” ujar Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia, Drg. Rahmi Amtha, MDS, Sp.PM, PhD, di Jakarta, pekan lalu.
Baca juga: Sariawan? Ini 5 Obatnya dari Dapur Rumah
Sariawan berdasarkan tingkat keparahannya dibagi tiga yakni minor, mayor, dan herpetiform. Dikatakan minor, jika ukuran lukanya kurang dari 1 centimeter, bisa sembuh sendiri dalam 2 minggu.
Sariawan mayor berukuran lebih dari 2 centimeter, bisa sembuh sendiri namun butuh waktu hingga 4 minggu. Jenis ini bisa muncul di semua area rongga mulut termasuk gusi. Saat sudah sembuh dapat membentuk jaringan parut (timbul bekas luka).
“Sementara sariawan herpetiform bentuknya mirip penyakit herpes yakni luka kecil-kecil dengan ukuran kurang dari 2 milimeter. Seiring waktu, luka kecil-kecil itu bisa bergabung menjadi luka yang lebih besar. Meski demikian, penderita tidak demam. Kalau demam, perlu pemeriksaan lanjutan. Siapa tahu Anda terjangkit virus,” ujarn Rahmi.
Ketika sariawan muncul, cermati dan tandai kapan kali pertama Anda merasakannya. Jika setelah 4 minggu lesinya tidak kunjung sembuh, Anda patut curiga. Itu menyalahi jangka waktu ideal regenerasi jaringan kulit. Jika tepi lukanya mengeras atau menggulung, Anda patut was-was. Sedangkan jika lukanya berulang disertai gejala demam atau kelainan pada kulit, segera periksa ke dokter.
“Agar terhindar dari sariawan dan penyakit rongga mulut lainnya, jagalah kebersihan mulut dan hindari faktor pemicunya. Tidak bersihnya rongga mulut memang bukan penyebab utama sariawan tapi penyembuhan sariawan sangat bergantung pada kebersihan rongga mulut Anda. Pola makan dengan gizi tidak seimbang juga berdampak pada terganggunya fleksibilitas jaringan kulit, termasuk di rongga mulut sehingga gampang robek,” Rahmi mengingatkan.