Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT MRT Jakarta akan mempunyai pembangkit listrik subsistem yang ketiga dari PLN pada bulan Oktober mendatang. Pembangkit listrik ini rencananya sebagai tambahan cadangan listrik untuk mengantisipasi berhentinya operasi MRT akibat blackout beberapa waktu lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"PLN sudah berkomitmen yaitu menambah pembangkit listrik subsistem yang ke tiga untuk MRT," ujar Direktur Utama MRT, William Isbandar di Lebak Bulus Jakarta Selatan, Rabu 28 Agustus 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
William mengatakan untuk pembangkit listrik yang baru ini dirancang berbeda dari dua subsistem yang sudah ada. Yaitu sistem hot standby yang memungkinkan subsistem tersebut aktif terus.
Menurut William, jika terjadi pemadaman listrik dan dua subsistem MRT ikut down, maka subsistem ke tiga ini bisa langsung beroperasi karena pembangkit listrik yang baru terus aktif.
Sehingga kereta MRT tidak harus berhenti akibat pemadaman listrik seperti beberapa waktu lalu. "Kejadian yang saat black out kemarin karena ke dua subsistem kami ikut down dan MRT mati karena tidak adar arus listrik," ujarnya.
Pemadaman listrik total pada 4 Agustus lalu mengakibatkan 91 keberangkatan MRT batal. Sebanyak 3.000 penumpang saat itu dievakuasi saat listrik mati di tengah perjalanan.
William menuturkan dengan penambahan subsistem pembangkit listrik ini kejadian matinya operasi MRT tidak terulang lagi. "Kita sudah bersurat kepada PLN agar kejadian seperti kemarin," kata dia.