Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penjual di Pasar Ikan Eceran Muara Angke, Jakarta Utara, meyakini kalau ikan yang mereka jual bebas dari pencemaran timbal. Mereka menanggapi temuan Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPPB) bahwa bukan hanya kerang hijau yang terkontaminasi jenis logam berat itu tapi juga ikan-ikan di perairan Teluk Jakarta.
Satu penjual ikan, Aji, memastikan ikan-ikan yang mereka jual dalam kondisi segar dan aman. Dia balik menuding temuan Teluk Jakarta terkontaminasi limbah berbahaya beracun sebagai hoax.
“Kalau tidak segar dan berbahaya, kami tidak akan jual. Isu itu hoax dan sudah biasa menjelang tahun baru,” kata Aji saat ditemui di pasar, Sabtu 2 November 2019.
Seorang pedagang lainnya di Pasar Ikan Grosir Muara Angke mengatakan kalau mereka mendapat pasokan ikan tak hanya dari nelayan di Jakarta. Ikan yang mereka jual juga dibeli dari beberapa tempat di luar Jakarta. “Kalau mengandalkan dari Jakarta saja tidak akan menutupi kebutuhan pedagang,” kata dia menuturkan.
Menurut pantauan Tempo, sepanjang Sabtu siang hingga sore, pembeli di pasar ikan Muara Angke berdatangan. Menurut sejumlah pedagang setempat, pembeli biasanya baru akan ramai selepas petang.
Suasana Pasar Ikan Grosir Muara Angke, Jakarta Utara, pada Sabtu, 2 November 2019. Mereka menganggap temuan pencemaran timbal di perairan Teluk Jakarta berdampak ke ikan-ikan sebagai hoax. Tempo/Adam Prireza
Sebelumnya, Direktur Eksekutif KPBB Ahmad Safrudin mengatakan perairan Teluk Jakarta di Jakarta Utara terpapar kandungan logam berat timbal. KPBB menemukannya di seluruh 11 titik lokasi pengambilan sampel pada Juni 2017.
Ahmad menerangkan, kandungan tersebut sudah mengendap di dasar laut atau disebut mengalami sedimentasi. "Kalau sedimentasi dari 11 titik itu ada semua kadar Pb (logam)," kata Ahmad saat konferensi pers di kantornya di Gedung Sarinah, Jakarta Pusat, Jumat 1 November 2019.
Ahmad memaparkan 11 titik lokasi pengambilan sampel tersebar di Jakarta, Bekasi, dan Banten. Mereka adalah perairan Muara Kali Dadap di Banten, muara Kali Cikeas di Bekasi, dan sisanya di Jakarta, salah satunya adalah Muara Kali Angke.
Kadar kandungan timbal pada sedimen itu, lanjut Ahmad, bervariatif. Kadar terendah sebesar 0,35 mg/L di perairan Pelabuhan Tanjung Priok. Sementara kadar tertinggi ada di perairan Muara Cakung Drain dengan 4,88 mg/L.
Ahmad menambahkan, pihaknya juga mengukur kadar timbal pada permukaan air atau disebut kolam air. Hasilnya sama. Menurut dia, kadar timbal ditemukan di kolam air sisi timur Pulau Reklamasi.
Kandungan timbal di Teluk Jakarta berdampak pada ikan, khususnya kerang yang juga hidup di perairan itu. Yang membahayakan, lanjut Ahmad, apabila ikan dan kerang dikonsumi manusia.
Pencemaran berat di Teluk Jakarta juga telah diungkap dalam penelitian Institut Pertanian Bogor--kini Universitas IPB. Penelitian itu menyebutkan bahwa terdapat 21 ton sampah yang masuk ke perairan Teluk Jakarta setiap hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini