Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Yayasan Nexus3 atau BaliFokus melakukan pertemuan di Balai Kota untuk membahas penelitian konsentrasi timbal pada peralatan bermain di taman-taman Ibu Kota pada Jumat, 25 Oktober 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Toxic Program Officer Nexus3, Sonia Buftheim, pemerintah pimpinan Gubernur Anies Baswedan itu menyambut positif penelitian yang dilakukan oleh lembaganya soal timbal berbahaya itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Intinya untuk mencari solusi atas masalah ini," ujar Sonia di Balai Kota, Jakarta Pusat.
Menurut Sonia, pertemuan itu dihadiri oleh anggota Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP), Dinas Kehutanan dan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TPPA). Dia berujar, pemerintah DKI juga mengajak Nexus3 untuk memeriksa taman dan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) lainnya yang belum masuk dalam objek penelitian guna mengetahui kadar timbal.
"Kemungkinan minggu depan rapat lagi," kata Sonia.
Yayasan Nexus3 melakukan riset di 32 taman pada Oktober 2019. Mereka mendeteksi peralatan bermain seperti ayunan, jungkat-jungkit dan luncuran berlapis cat yang mengandung timbal menggunakan alat analisis X-Ray Fluorescence (XRF). Penelitian dilakukan pada 20 taman bermain umum dan 12 taman bermain untuk usia taman kanak-kanak di lima wilayah Jakarta.
Hasil penelitian Nexus3 menunjukkan bahwa 82 dari 119 peralatan bermain di Jakarta memiliki konsentrasi timbal di atas 90 ppm (part per milion).
Angka 90 ppm disebut sebagai standar peraturan paling ketat di dunia. Dalam penelitian itu bahkan ditemukan adanya peralatan bermain berupa kombinasi ayunan dan luncuran pada satu taman di Jakarta Barat yang memiliki konsentrasi timbal 4170 ppm.