Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -PT Mass Rapid Transit atau MRT Jakarta menutup kembali stasiun kereta di tengah demo buruh tolak omnibus law UU Cipta Kerja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Corporate Secretary Division Head MRT Jakarta Muhammad Kamaluddin mengutarakan tujuh stasiun ditutup untuk sementara waktu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Mempertimbangkan situasi keamanan terkini di area stasiun bawah tanah yang masih kurang kondusif, MRT Jakarta saat ini hanya beroperasi dari Stasiun Lebak Bulus hingga Stasiun Blok M BCA sambil menunggu perkembangan situasi keamanan lebih lanjut," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 8 Oktober 2020.
Tujuh stasiun itu antara lain Bundaran Hotel Indonesia, Dukuh Atas BNI, Setiabudi Astra, Bendungan Hilir, Istora Mandiri, Senayan, dan ASEAN. Hanya Stasiun ASEAN yang memiliki jalur layang. Sementara enam lainnya merupakan stasiun bawah tanah.
MRT Jakarta terlebih dulu menutup Stasiun Bundaran HI yang dilanjutkan Dukuh Atas BNI dan kini ditambah ke stasiun lainnya. Walau begitu, menurut Kamaluddin, selang waktu kedatangan kereta atau headway tidak berubah.
"Headway atau selang antar keberangkatan kereta tetap setiap 10 menit," ucap dia.
Hari ini massa buruh tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja menggelar demonstrasi ke Gedung DPR Jakarta hingga kawasan Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
Dari pantauan Tempo, massa penolak Omnibus Law mulai melempari polisi dengan batu dan barang apapun yang ditemui. Massa juga membakar pos polisi di sisi barat Monumen Nasional alias Monas sore tadi.
LANI DIANA | ADAM PRIREZA