Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

TPNPB-OPM Serang Pos Militer Indonesia di Intan Jaya Papua, 1 Aparat TNI Tewas

TPNPB-OPM menyerang anggota TNI yang sedang berjaga di pos militer di Kampung Titigi, Kabupaten Intan Jaya. Satu prajurit dilaporkan tewas.

1 Agustus 2024 | 06.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kepala Staf Umum TPNPB-OPM, Mayjen Terianus Satto serta tim dari tiga komando daerah pertahanan mengawal jurnalis dalam penyelidikan bom mortir yang dijatuhkan di Distrik Kiwirok, Pegunungan Bintang, Papua, pada Sabtu, 9 Maret 2024. TEMPO/Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Markas Pusat Komnas Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengklaim telah menerima laporan resmi Komandan Operasi TPNPB OPM Kodap VIII Intan Jaya dari Batalyon Angin Bula, Enos Tipagau. Juru bicara TPNPB OPM Sebby Sambom mengatakan pihaknya dihubungi pada Rabu, 31 Juli 2024 pukul 20.30.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebby menyebut, TPNPB OPM Kodap VIII Intan Jaya mengaku telah melakukan penyerangan terhadap aparat militer indonesia yang sedang melakukan tugas pengamanan negara di Pos Militer yang berada di Kampung Titigi, Kabupaten Intan Jaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Dalam penyerangan tersebut, Enos Tipagau dan pasukan TPNPB OPM Kodap VIII Intan Jaya mengakui telah melakukan penembakan terhadap dua aparat militer indonesia yang sedang berada di Pos Militer di Kampung Titigi,” kata Sebby melalui keterangan tertulis, Rabu. 

Penembakan itu terjadi pada Rabu siang, tepatnya pukul 13.00. Akibat peristiwa tersebut, satu prajurit TNI tewas dan satu lagi luka-luka. “Dan sebuah kendaraan militer berlapis baja bocor dalam penyerangan tersebut,” tuturnya.

TPNPB OPM Kodap VIII Intan Jaya, kata Sebby, siap bertanggung jawab atas penyerangan tersebut. Mereka juga meminta Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk segera melakukan perundingan internasional dalam menyelesaikan persoalan konflik bersenjata internal di Papua Barat sekaligus pelanggaran HAM di tanah Papua. “Sebelum dirinya turun jabatan dari orang nomor satu di Indonesia,” kata dia.

Sebby menyebut, Presiden harus mengetahui bahwa perang yang sedang dilakukan oleh TPNPB OPM se-36 Kodap di tanah Papua adalah perang gerilya. Oleh karena itu, perang ini tidak akan pernah berhenti hingga pemerintah Indonesia siap menyelesaikan masalah konflik bersenjata di Papua melalui perundingan internasional. “Kami akan membuktikan siapa yang salah atas perebutan hak-hak masyarakat adat di tanah Papua,” kata dia. 

TPNPB-OPM juga meminta kepada semua orang Papua yang bekerja sebagai aparat militer Indonesia untuk segera berhenti menjadi penghianat bangsa Papua. “Kami telah mengetahui banyak bukti pembunuhan yang mereka lakukan, maka cepat atau lambat anda akan diadili oleh orang Papua sendiri,” kata Sebby. “Maka segera berhenti menjadi agen pembunuhan yang direkrut oleh pemerintah Indonesia.”

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus